#LovingNotLabelling : Diberi Label Negatif Oleh Lingkungan, Seberapa Besar Dampaknya?

By Saeful Imam, Rabu, 20 Februari 2019 | 21:13 WIB
Anak mengadu karena diberi label negatif oleh lingkungan (pixabay)

Lain halnya bila label datang dari orang yang kehidupan sehari-harinya dekat dan tiap hari didengarnya, "anak akan berpikiran,

'Oh, aku memang begitu.'"

Jadi, saran Enny, tak usah terlalu dicemaskan bila anak mendapat label dari lingkungan.

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Sering Dilakukan Tanpa Sengaja, Labelling Bisa Rusak Hubungan Ibu dan Anak

Juga tak perlu sampai orangtua melarang anak bermain ke luar rumah atau memindahkannya "sekolah" ke lain tempat.

"Kalau kita memang ingin anak menjadi pribadi yang kuat, sebaiknya didik anak untuk mengatasi problem di lingkungannya. Kalau tidak, besarnya nanti ia tak akan bisa bermasyarakat. Jadi, lebih baik menguatkan dia agar lebih survive dalam menghadapi masyarakat."

Caranya, ya, dengan memberi pemahaman atau menganulirnya, ia tak seperti label yang diberikan tersebut. Misalnya, "Betul bahwa kamu keliru, tapi keliru itu bisa diperbaiki. Disebut nakal bila kamu sudah diberitahu mana yang boleh dan tak boleh, tapi dengan sengaja melakukannya terus-menerus. Nah, itu yang namanya nakal.

Tapi kamu sebenarnya enggak nakal, kok, kamu anak baik. Karena kamu anak baik, maka kamu tahu itu keliru, kan?"

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Dinilai Merugikan Si Kecil, Ini Cara Orangtua Menghindari Memberi Label Bagi Anak

Tentunya minta agar ia tak berbuat keliru lagi, sehingga ia tak akan lagi disebut nakal. "Papa-Mama pernah keliru, kamu juga pernah keliru. Tapi karena kamu anak baik, maka kamu tak akan lakukan lagi."

Nah, dengan meng-handle perasaannya terlebih dulu, maka dampak konsep diri yang salah pun tak akan terjadi.

Bila anak diberi label negatif oleh lingkungan namun orangtua tak tahu, maka orangtua harus peka. "Anak, kan, pasti merasa tak nyaman dengan diberi label negatif. Nah, ini akan jelas terlihat dari perilakunya walaupun ia tak bilang ke orang tuanya."

Misalnya, ia tak mau main lagi ke luar rumah. Orang tua yang peka tentunya akan melihat perubahan tersebut, lalu tanyakan pada si anak. Dari situlah orang tua bisa tahu dan memberikan penjelasan padanya.