5000 Bayi di Indonesia Risiko Tuli Kongenital, Yuk Deteksi Secara Dini

By Cecilia Ardisty, Kamis, 28 Februari 2019 | 10:50 WIB
5000 Bayi di Indonesia Risiko Tuli Kongenital, Yuk Deteksi Secara Dini ()

Nakita.id - Tahukah Moms, 466 juta orang di dunia hidup dengan gangguan pendengaran?

34 juta gangguan pendengaran diantaranya adalah anak-anak dan satu pertiganya dialami oleh orang dengan usia lebih dari 65 tahun.

Jumlah gangguan pendengaran ini meningkat dibandingkan pada 2013 yaitu sekitar 360 juta.

Baca Juga : Gejala Gangguan Pendengaran pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Jenis gangguan pendengaran salah satunya adalah tuli kongenital.

Tuli kongenital merupakan tuli berat atau sangat berat yang terjadi sejak lahir dan akar masalahnya berada di telinga bagian dalam.

Gangguan pendengaran jenis itu disebabkan karena bawaan (riwayat hamil dan riwayat lahir) dan didapat (infeksi).

Baca Juga : Ini Cara Rinni Wulandari Atasi Gangguan Pendengaran Bayi Saat Naik Pesawat

Gejalanya anak belum dapat bicara sesuai usia atau delayed speech.

"Kelemahan kita kadang-kadang adalah menunggu. Menunggu sampai anak nanti deh sampai usia satu tahun. Tunggu deh usia dua tahun, kok tidak bisa ngomong-ngomong ya? Baru dibawa ke dokter, dan itu sudah agak terlambat," jelas dr. Hably Warganegara, Sp. THT-KL.

Menurut dr. Hably, dari bayi sudah lahir seharusnya sudah dilakukan pemeriksaan gangguan pendengaran.

Hal ini karena, tuli kongenital pada anak mempengaruhi perkembangan kognitif, psikologi, dan sosial.