Menteri Susi Pudjiastuti : "Ikan di Laut Kita Banyak Diambil dengan Cara Tak Ramah Lingkungan!"

By Anisa Annan, Rabu, 15 Mei 2019 | 10:23 WIB
Menteri Susi Pudjiastuti (kedua dari kiri) di acara Pemutaran Dokumenter & Diskusi (Anisa Annan)

Nakita.id - Bicara tentang laut, bagian bumi yang menyimpan banyak misteri dan keindahan ini tentu sangat vital bagi kehidupan manusia.

Taukah Moms, jika wilayah Indonesia pun 71% terdiri dari lautan? Daratan di Indonesia hanya 29% dari keseluruhan wilayah negara ini.

Begitu besar wilayah lautan di Indonesia sebenarnya bisa menjadi penyokong kehidupan manusia di negara ini.

Baca Juga : Kembali Berulah, Lion Air Tinggalkan Kargo Jenazah Seharga 10 Juta!

Demikian paparan dari Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Susi Pudjiastuti.

Pada kesempatan pemutaran dokumenter dan diskusi bersama WWF, Selasa (14/5/2019) lalu, terungkap jika kondisi laut Indonesia masih mengkhawatirkan.

Mulai dari illegal fishing yang dilakukan kapal-kapal luar negeri, sampai masyarakat Indonesia sendiri yang belum sepenuhnya mampu menjaga kelestarian laut.

CEO WWF Indonesia, Rizal Malik, mengungkapkan fakta mengejutkan tentang seberapa pelik kondisi lautan saat ini.

Baca Juga: Tragis, Cakar Driver Ojol yang Kencing Dekat Kandangnya, Anjing Ini Tewas Dibakar Hidup-hidup

Pada diskusi panel beberapa negara yang membahas keanekaragaman hayati dan ekosistem lautan, terungkap data jika 1 juta spesies menuju kepunahan.

"Dari 2051 spesies ikan, kira-kira 268 spesies sudah menuju kepunahan," ungkap Rizal.

Tak hanya secara internasional, di Indonesia pun kepunahan ini juga mengancam.

Baca Juga: Ditolak Lion Air Mentah-Mentah, Jenazah Anak Kecil Bernama Akila Akhirnya Dibawa Batik Air

Salah satu spesies yang juga terancam kepunahan ialah lobster, padahal spesies ini dahulu memenuhi lautan.

Ancaman kepunahan aneka spesies laut ini pun tak pelak akan memengaruhi kehidupan manusia.

"Kalau keanekaragaman hayati ini berkurang, padahal sumber pangan kita, sumber bagi keberlanjutan spesies manusia itu padahal bergantung pada keanekaragaman hayati di sekeliling kita," lanjut Rizal.

Padahal manusia terus bertambah, di Indonesia sendiri jumlah penduduk terus meningkat.

Susi menjelaskan jika ketahanan pangan dari laut adalah salah satu cara penting untuk memperbaiki kualitas kehidupan.

"Kalau kita melihat ikan, adalah sumber protein yang sangat penting untuk manusia. The cheapest (paling murah dan mudah), sebenarnya, kalau sumber protein," ujar Susi.

Walau demikian, kondisi laut di Indonesia masih memprihatinkan.

Baca Juga: Potret Syahrini Masak Nasi Goreng untuk Suaminya, Reaksi Reino Barack Saat Mencicipinya Jadi Sorotan!

Susi menceritakan misalnya di daerah Pantai Utara, ikan masih diambil dengan cara tak ramah lingkungan.

Banyak kapal menggunakan jaring-jaring yang juga menangkap ikan muda dan akhirnya dibuang kembali dalam keadaan mati.

Lalu ada pula penggunaan bom di laut, paling tidak 30 - 50 bom meledak di laut Indonesia setiap harinya.

Selain itu masalah plastik juga tak bisa diabaikan. Negara-negara pengimpor plastik seperti Cina dan Thailand telah menghentikan praktik itu.

Tinggal Indonesia yang masih mengimpor plastik, ini berdampak pada sampah plastik yang makin menumpuk.

Namun memprihatinkannya lagi, menurut data yang dihimpun peneliti, masyarakat Indonesia sendiri malah masih enggan mempercayai masalah pelik di lautan.

Baca Juga: Lupakan Anak dan Istri, Guntur Triyoga Akhirnya 'Go Public' dengan Sahabat Mantan Istrinya Sendiri

Seperti membuang sampah plastik di sungai, masih banyak yang menganggap hal itu sepele dan tak mungkin memengaruhi kondisi lautan.

Ayo Moms, jangan tutup mata tentang kondisi lautan saat ini.

Mari mulai dari kita, coba mengurangi penggunaan plastik untuk laut yang lebih baik.