Seperti 'likes' pada foto Instagram atau unggahan di media sosial lain, hal ini ternyata memicu otak remaja untuk menggandrungi media sosial.
Menurut para peneliti, area otak ini sama dengan area yang merespon ketika kita melihat seseorang yang disayangi atau mendapat hadiah besar.
Bagian otak ini sangat sensitif pada usia remaja, menjelaskan mengapa remaja begitu senang beraktivitas di media sosial.
Baca Juga : Tasya Kamila Melahirkan dengan Operasi Sesar, Ternyata Menyusui Dapat Sembuhkan Nyeri Operasi Sesar
Namun dampaknya tak bisa disepelekan, sebab tak hanya hal-hal menyenangkan saja yang terjadi di media sosial.
Bullying, tekanan dari orang-orang di media sosial, semua mengancam kegiatan media sosial remaja.
Hal ini bisa memengaruhi kondisi kesehatan mental remaja, bahkan bisa menimbulkan depresi, gangguan kecemasan, dan gangguan komunikasi.
Maka sebaiknya Moms mengawasi perilaku anak yang menggunakan media sosial, terlebih jika ia telah remaja dan memperlihatkan perubahan sikap yang signifikan.