Remaja ini Tewas Setelah Membuat Polling di Instagramnya, "Help Me Choose D/L?" Ternyata ini Hasil Polling Instagramnya

By Anisa Annan, Kamis, 16 Mei 2019 | 13:09 WIB
Karena polling Instagram, remaja ini memilih bunuh diri (yanalya)

Nakita.id - Media sosial kini jadi bagian dari keseharian, yang mungkin tak bisa lepas dari keseharian kita.

Tak bisa dipungkiri, media sosial memudahkan untuk berkomunikasi dan melakukan berbagai kegiatan.

Bagi Moms, media sosial bisa digunakan sebagai penyambung relasi bahkan untuk berbelanja.

Baca Juga : Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi

Akan tetapi bagi remaja, mungkin media sosial ini lebih signifikan lagi pengaruhnya dalam kehidupan.

Seperti yang terjadi di Kuching, Malaysia baru-baru ini, mengutip Daily Mail, seorang remaja berusia 16 tahun menjadi korban dari media sosial.

Awalnya remaja ini membuat polling di Instagram, tak disangka hasilnya mendorong remaja ini melakukan hal mengenaskan.

Remaja perempuan ini mengunggah melalui Instastory, polling bertuliskan 'Really Important, Help Me Choose D/L'.

Baca Juga : Remaja 16 Tahun Asal Malaysia Bunuh Diri karena Hasil Voting Instagram, Ini Cara Ajarkan Si Kecil Bermedia Sosial yang Sehat

Atau dapat diartikan, "sangat penting, bantu aku memilih D/L," tulis remaja itu pada pollingnya.

Ternyata 'D/L' pada polling tersebut berarti 'Death/Life' atau 'Mati/Hidup'.

Hasil polling Instagram remaja itu menunjukkan 69% memilih 'D' atau 'Mati'.

Baca Juga : Moms, Bahan Rumahan Ini Ternyata Mampu Usir Pemakan Kayu. Ayo Coba!

Mirisnya, hasil polling ini pun dituruti oleh si remaja, ia melompat dari lantai tiga sebuah toko untuk mengakhiri hidupnya.

Remaja ini ditemukan dalam keadaan tewas pada Selasa (14/5/2019), pukul 20.00 waktu setempat.

Kasus mengenaskan ini bisa menjadi sebuah peringatan untuk kita semua, terutama Moms yang memiliki anak berusia remaja.

Melansir Very Well Family, media sosial bagi remaja ternyata hampir sama efeknya seperti kecanduan.

Riset yang dilakukan oleh University of California, Los Angeles, Amerika Serikat, menemukan jika bagian tertentu pada otak remaja menjadi lebih aktif dari respon yang diterima melalui media sosial.

Seperti 'likes' pada foto Instagram atau unggahan di media sosial lain, hal ini ternyata memicu otak remaja untuk menggandrungi media sosial.

Menurut para peneliti, area otak ini sama dengan area yang merespon ketika kita melihat seseorang yang disayangi atau mendapat hadiah besar.

Bagian otak ini sangat sensitif pada usia remaja, menjelaskan mengapa remaja begitu senang beraktivitas di media sosial.

Baca Juga : Tasya Kamila Melahirkan dengan Operasi Sesar, Ternyata Menyusui Dapat Sembuhkan Nyeri Operasi Sesar

Namun dampaknya tak bisa disepelekan, sebab tak hanya hal-hal menyenangkan saja yang terjadi di media sosial.

Bullying, tekanan dari orang-orang di media sosial, semua mengancam kegiatan media sosial remaja.

Hal ini bisa memengaruhi kondisi kesehatan mental remaja, bahkan bisa menimbulkan depresi, gangguan kecemasan, dan gangguan komunikasi.

Maka sebaiknya Moms mengawasi perilaku anak yang menggunakan media sosial, terlebih jika ia telah remaja dan memperlihatkan perubahan sikap yang signifikan.