Cerdas di Sekolah, Siswa ini Sengaja Tak Diluluskan karena Protes Kebijakan Kepala Sekolah

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Minggu, 19 Mei 2019 | 08:27 WIB
ilustrasi siswa SMA (KOMPAS.com/A. Handoko)

Nakita.id - Siswa kelas XII SMA dan SMK belum usai merayakan gegap-gempita kelulusannya.

Senin (13/5/2019) lalu, seluruh siswa merayakan kelulusannya dengan berbagai cara.

Mereka tentunya merasa lega dan puas setelah kurang lebih sebulan lamanya menanti hasil kelulusan yang telah mereka tempuh melalui ujian.

Sayangnya, duka justru dirasakan salah satu siswa SMAN 1 Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Baca Juga: Mengharukan! Seorang Siswi Berjalan 4 Km dengan Satu Kaki Agar Bisa Lulus Sekolah

Siswa yang dikenal cerdas dan aktif di organisasi sekolah ini justru dinyatakan tidak lulus.

Aldi Irpan namanya, siswa kelas XII jurusan IPS yang sebenarnya berhasil meraih peringkat ke dua di jurusannya dengan total nilai 192 justru dinyatakan tidak lulus.

Melansir dari Kompas.com, Aldi dinyatakan tidak lulus karena sempat bersitegang dengan kepala sekolah karena sikapnya yang kritis.

Baca Juga: Kini Kerap Didaulat Jadi Model, Kahiyang Ayu Bikin Heboh Warganet dengan Unggahan Terbarunya

"Saya tidak lulus, karena dianggap terlalu berani melawan kebijakan kepala sekolah. Saya dianggap tidak menurut. Itu alasan kepala sekolah tidak meluluskan saya," ujar Aldi melasir dari Kompas.com yang telah menghubungi Aldi melalui sambungan telepon.

Ketidaklulusannya ini dipicu sejak Selasa (22/1/2019) lalu.

Kepala sekolah awalnya murka karena rekan Aldi dianggap melanggar aturan sekolah karena menggunakan jaket di lingkungan sekolah.

Padahal saat itu, cuaca sangat dingin dan musim hujan, ditambah lagi lokasi Sembalun yang berada di bawah kaki Gunung Rinjani menambah dinginnya cuaca.

Aldi memprotes kemarahan kepala sekolahnya melalui wali kelas dan berlanjut ke guru lainnya.

Karena sikap kritis Aldi, rekan Aldi yang bernama Holikul Amin justru dipukul dan dilempar bak sampah oleh sang kepala sekolah.

Ditambah lagi, status Facebook Aldi yang juga dinilai menyakiti kepala sekolahnya.

Beberapa waktu lalu, saat musim hujan dan jalanan Sembalun mengalami longsor di beberapa lokasi, banyak siswa yang terpaksa terlambat masuk ke sekolah.

Baca Juga: Diduga Kelelahan Usai Hitung Suara Pemilu 2019, Ketua KPPS Tewas Tertabrak Truk Saat Antar Anak Sekolah

Para siswa harus melalui jalan becek dan licin sehingga mereka harus berhati-hati.

Ditambah lagi sedang adanya pengerjaan pelebaran jalan menuju sekolah di Desa Sembalun.

Saat mengetahui banyak siswanya terlambat, kepala sekolah justru memulangkan siswa yang terlambat tanpa mau mendengar alasan para siswa.

Aldi pun membuat sindiran di akun Facebook-nya, menyatakan pikiran kritisnya.

Baca Juga: Ashanty Telah Diwisuda, Begini Ungkapan Manis Aurel dan Azriel

"Kami siswa SMAN 1 Sembalun, tolong hargailah perjuangan kami, kami ingin sekolah untuk masa depan kami agar kami bisa membahagiakan kedua orangtua kami pendidikan diperuntukkan untuk siswa bukan untuk dipersulit, tolong lihatlah perjuangan kami..... Salam Demokrasi," tulis Aldi.

unggahan Facebook Aldi

Unggahan tersebut ditulis pada 16 Januari 2019 beserta beberapa foto yang dilampirkan Aldi seolah jadi bukti.

Karena status Facebook tersebut, Aldi dan sejumlah kawannya dipanggil ke ruang kepala sekolah dan memperdebatkan status tersebut.

Aldi terus memperjuangkan hak teman-temannya dan menyampaikan bila ia merasa banyak kebijakan sekolah yang justru cenderung menyulitkan siswa.

Ia kemudian melayangkan protesnya tentang peraturan sekolah yang meminta siswa pulang bila siswa terlambat masuk sekolah pada jam yang ditentukan, larangan memakai jaket terutama pada musim hujan dan cuaca dingin.

Setelah itu, kepala sekolah justru meminta Aldi mengumpulkan teman-temannya yang lain. 

"Jika banyak yang setuju dengan saya dan bersedia berkumpul, kepala sekolah akan mengubah kebijakannya," ujar Aldi.

Tak disangka, Aldi berhasil mengumpulkan 200 siswa lainnya.

Baca Juga: Terungkap, Kepala Sekolah Jadi Otak atas Kasus Gadis yang Dibakar Hidup-hidup Oleh Teman Sekolahnya

"Tetapi ketika semua berkumpul bukannya menepati janji, kepala sekolah justru memojokkan saya di hadapan seluruh siswa dan guru, Dia tidak menepati janjinya," tambah Aldi.

Disusul berbagai drama lain antara Aldi dan kepala sekolahnya hingga puncaknya, Aldi dipanggil ke ruang kepala sekolah.

Ia diancam tidak diluluskan oleh kepala sekolah bila Aldi tak mau pindah sekolah.

"Saya akan dibiayai jika mau pindah sekolah. Tapi saya menolak tetap tidak mau karena saya akan ujian. Kepala sekolah mengancam tidak akan meluluskan. Saya tetap menolak. Kepala sekolah akhirnya mengatakan terserah kamu, saya sudah menyerah," tutur Aldi.

Baca Juga: Kejam, Gadis Diperkosa Kepala Sekolah, 2 Guru dan 15 Temannya

Aldi diminta menanggung risiko karena dianggap telah melawan dan menentang kepala sekolah, serta tak menghormati guru.

Kakak ipar Aldi yang juga kut menangani kasus tersebut mengaku kecewa dengan sikap dan keputusan tidak adil dari sang kepala sekolah.

Bahkan, kepala sekolah sempat mengutus dua guru ke rumah Aldi dan mengancam orangtua Aldi bila ingin anaknya lulus, Aldi dan orangtuanya harus datang ke rumah kepala sekolah.

"Kepala sekolah justru sebut permintaan maaf itu tidak diterima karena dilakukan di hari Minggu bukan jam kerja. Begitu kata kepala sekolah dan adik saya tetap dinyatakan tidak lulus karena keputusan kepala sekolah. Guru-gurunya banyak yang nangis karena tahu Aldi anak baik dan peringkat dua di jurusannya," kata Rusman.

Orangtua Aldi yang bekerja sebagai petani tidak bisa berbuat apa-apa dan menyerahkan semua ini pada pihak sekolah.

Mereka hanya berharap kebijakan sekolah segera berubah dan Aldi dinyatakan lulus agar bisa melanjutkan kuliah.

Tak sendiri, Aldi didampingi Aliansi Gerakan Reforma Agraria (Agra), Serikat Perempuan Indonesia (Seruni), dan Pembaru untuk melakukan pertemuan dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru kurikulum, dan tim kesiswaan serta BP pada Rabu (14/5/2019) lalu.

Baca Juga: Pura-Pura Mati Selama 7 Tahun, Guru SD Ini Bolos Mengajar tapi Dapatkan Gaji Hampir Setengah Miliar

Sayangnya, kepala sekolah tetap bersikeras tak akan meluluskan Aldi dengan alasan Aldi dinilai kerap menentang.

Melihat keputusan tersebut, Rusman mengaku melihat para guru dan kawan Aldi memeluk Aldi sembari menangis.

Para guru dan kawan Aldi mengatakan bahwa Aldi tak pantas diperlakukan seperti itu oleh kepala sekolah.

Karena kasus ini, Dinas Pendidikan NTB akan segera memanggil kepala sekolah SMAN 1 Sembalun yang bernama Sadikin Ali untuk memebri klarifikasi.

#GridNetworkJuara