#LovingNotLabelling: Meski Menggemaskan, Panggilan 'Si Gendut' Ternyata Berbahaya Bagi Perkembangan Mental Si Kecil

By Nita Febriani, Minggu, 30 Juni 2019 | 15:38 WIB
Julukan 'Si Gendut' bisa mempengaruhi perkembangan mental Si Kecil #lovingnotlabelling (kwanchaichaiudom)

Nakita.id - Si Kecil yang memiliki tubuh gempal dan pipi tembem tentu sangat menggemaskan ya Moms.

Tak jarang pula kita memanggilnya dengan sebutan 'Si Ndut', 'Si Gemuk', atau panggilan lain semacamnya.

Beberapa orang tua berdalih panggilan tersebut merupakan panggilan sayang.

Selain itu, ada pula diantara kita yang memanggil Si Kecil dengan label 'gendut' sebagai motivasi agar ia bergerak ke arah sebaliknya.

 

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Masih Sering Dilakukan, Ini Efek Buruk Mengkritik Sikap dan Perilaku Anak

 

Harapannya ketika Si Kecil mendengar dirinya dipanggil 'gendut', ia akan sadar dan mengurangi kebiasaannya untuk ngemil atau makan banyak.

Namun dampaknya malah sebaliknya Moms, menjadi kontra.

 

Julukan seperti itu justru hanya akan memperburuk keadaan dan bisa berbahaya bagi perkembangan mental Si Kecil loh Moms.

 

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Hindari 4 Hal yang Bisa Menghambat Kesuksesan Si Kecil Saat Dewasa, Salah Satunya Memaksa Ikut Les

Mengutip dari Nakita.id, psikolog Roslina Verauli menjelaskan, label yang diberikan oleh Moms atau Dads akan menjadi skema dalam alam berpikir Si Kecil, dan cenderung mengkristal.

Ketika Moms menyebutnya 'gendut' secara terus-menerus setiap hari, hal tersebut akan memberikan afirmasi pada mental Si Kecil.

Bukannya berpikir untuk merubah diri, mental Si Kecil justru membenarkan diri kalau ia memang terlahir sebagai anak gemuk.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Moms Suka Mengkritik Si Kecil? Kenali Dampak Berbahaya yang Bisa Diterima Anak

"Bayangkan jika Si Kecil yang disebut 'gendut' ini punya stigma atau ciri negatif yang menempel pada kepribadiannya karena pengaruh lingkungan tertentu tentang dirinya terkait berat badan," tutur Roslina.

Bahkan tanpa disadari, Moms telah mem-bully-nya sejak di rumah.

Mengutip dari Parents, tinjauan Kebijakan dan Obesitas Pangan di Universitas Yale tahun 2013 tentang diskriminasi berat badan dan intimidasi menemukan 40% anak yang kelebihan berat badan dan obesitas menjadi korban bully, diejek, dan diintimidasi baik di rumah maupun di lingkungan luar.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Ketimbang Beri Label 'Pemalas' pada Anak, Lakukan Ini Agar Si Kecil Terbiasa Membereskan Mainan Sendiri

Hal ini pada gilirannya dapat berkontribusi pada depresi dan kecemasan.

Parahnya, karena alam bawah sadar Si Kecil membenarkan kalau dirinya gendut, ia akan tumbuh menjadi anak yang rendah diri serta selalu merasa orang lain lebih kurus dan terlihat lebaih baik.

Keadaan tersebut akan berujung pada rasa ketidakpuasan terhadap tubuhnya.

 

Baca Juga: #LovingNotLabelling : Tanpa Disadari Hal Inilah yang Memicu Moms Beri 'Label' pada Si Kecil

Seharusnya tidak ada anak yang perlu menerima label karena alasan apa pun, apalagi berkaitan dengan berat, bentuk, atau ukuran tubuhnya. 

Moms justru perlu membantu meningkatkan kepercayaan diri Si Kecil dalam menangani situasi seperti ini dengan lebih baik.

Sebab setiap orang berhak merasa nyaman dengan diri mereka sendiri apa pun bentuk, ukuran, atau berat badan mereka.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Melabel Anak Membuatnya Sulit Berempati, Ini Dampak Buruk Lainnya yang Bikin Moms Khawatir!