Dijerat Kemiskinan, Ribuan Wanita di Daerah Ini Pilih Angkat Rahim karena Takut Kehilangan Pekerjaan!

By Anisa Annan, Minggu, 28 Juli 2019 | 19:17 WIB
Ilustrasi wanita pekerja di ladang (rawpixel.com)

Nakita.id - Kemiskinan selalu jadi momok yang menghantui orang-orang, hidup susah hingga untuk makan saja perlu berpikir dua kali, tak pernah ada yang mau mengalaminya.

Tentu semua orang akan berjuang keras demi memenuhi kebutuhan hidup, terlebih mereka yang telah merasakan pahitnya hidup susah.

Kadang keputusan berat mesti diambil semata-mata untuk mendapatkan kesempatan lebih baik.

Baca Juga: Kenal Gadget Sejak Umur 2 Tahun, Gadis Kecil Ini Alami Nasib Buruk Sampai Kehilangan Penglihatan, Ini Kronologinya!

Inilah yang dilakukan para wanita desa dengan mata pencaharian sebagai petani.

Bahkan di usia masih begitu muda, mereka memilih untuk kehilangan organ penting dalam tubuh demi kesempatan kerja yang lebih baik.

Padahal, prosedur yang perlu dijalani begitu menyakitkan.

Namun kemiskinan mendorong mereka untuk berani mengambil keputusan penuh risiko tersebut.

Melansir Al Jazeera, para wanita petani dari Distrik Beed, Maharashtra, India, memilih melakukan operasi pengangkatan rahim sebagai solusi.

Berdasarkan data yang dihimpun media-media India, sekitar 4500 wanita di Beed telah melakukan operasi pengangkatan rahim yang sebenarnya tak diperlukan.

Kebanyakan dorongan sosial dan ekonomi yang membuat mereka nekat berangkat ke dokter dan meminta operasi tersebut dilakukan.

Baca Juga: Ammar Zoni dan Irish Bella Akhirnya Beberkan Pernikahan Siri yang Dilakukan Lebih Dulu, Netizen: 'Oh, Ijab Kabulnya 2 Kali'

Daerah Beed merupakan daerah rawan kekeringan, sumber pencaharian utama di daerah tersebut ialah memotong pohon tebu.

Para wanita pun turut serta ke ladang, memotong tebu dari pukul 4 pagi hingga malam menjelang.

Tak hanya memotong tebu, mereka juga mesti mengangkat potongan-potongan bahan utama pembuatan gula tersebut.

Waktu sangat berharga, bahkan mereka tak bisa pergi ke toilet sekadar untuk buang air kecil.

Oleh karena itu, rasa sakit akibat haid yang dialami wanita dianggap sebagai penghalang produktivitas kerja mereka.

Pushpa, seorang pekerja ladang, mengalami hal ini.

Tiap menstruasi ia merasa sakit dan mengalami pendarahan deras, kerjanya pun terhambat karena kondisinya tersebut.

Baca Juga: Sempat Melejit karena Lagu Bandnya Viral, Sang Vokalis Malah Tak dapat Royalti Sampai jadi Pelayan Kafe demi Menyambung Hidup!

Lantas Pushpa yang saat itu baru berusia 26 tahun memilih untuk melakukan operasi pengangkatan rahim sebagai 'obat' permanen.

Selain Pushpa, sesama wanita pekerja ladang, Rukhmini Tandale, juga melakukan hal yang sama.

Parahnya, dokter di daerah Beed justru memberikan 'dukungan' bagi para wanita pekerja ladang untuk mengangkat rahim mereka.

Bahkan, Tandale bercerita, jika dokternya mengatakan pengangkatan rahim dapat mencegah kanker.

Maka muncul pula dugaan jika dokter-dokter di Beed memanfaatkan kepercayaan para wanita malang ini sebagai cara mendapatkan uang lebih.

Wanita di Beed kerap dipengaruhi jika rahim mereka tak lagi berguna setelah melahirkan, lalu didorong untuk melakukan operasi pengangkatan rahim.

Baca Juga: Kakak- Adik Ini Miliki Anak dari Hubungan Sedarahnya, Kakak Tertua Akhirnya Buka Suara

Apalagi di daerah pertanian Beed, tampak adanya kesenjangan di mana wanita yang telah diangkat rahimnya, mendapat kesempatan kerja lebih baik.

"Air yang langka di sini menyebabkan lapangan kerja juga sempit. Kami tak boleh kehilangan pekerjaan karena masalah kewanitaan," tutur Vrandavani Sandeep, pekerja ladang yang telah melakukan operasi serupa.