Takut Dipenjara karena Tak Bisa Selesaikan Riset, Mahasiswi Universitas Ternama Dunia Terjun dari Pesawat Ketinggian 5000 Kaki

By Anisa Annan, Sabtu, 3 Agustus 2019 | 14:30 WIB
Ilustrasi pesawat terbang (pixabay.com/markus53)

"Dia (Cutland) tiba tanggal 16 Juli lalu, sangat bersemangat untuk bekerja di tempat yang indah ini," cerita dosen yang memimpin riset tersebut, Elodi.

Namun baru 4 hari menjalankan riset, tiba-tiba Cutland bertingkah aneh.

Baca Juga: Agung Hercules Meninggal, Arie Untung Menyesal Belum Minta Maaf pada Sang Pedangdut karena Hal Ini: 'Beliau Kurang Berkenan'

Elodi menuturkan jika Cutland tiba-tiba memiliki pikiran tak masuk akal terkait riset yang dijalankannya bersama dosen asal Madagaskar itu.

"Dia takut masuk penjara jika dirinya tak bisa menyelesaikan riset ini, terdengar konyol," jelas Elodi.

Awalnya Elodi mengira Cutland hanya merasa kurang percaya diri, tetapi semakin hari Cutland semakin aneh.

Ia paranoid, bahkan orang tuanya di Inggris menyadari hal ini sehingga memintanya segera pulang dan membatalkan riset 6 minggu itu.

Saat itu di vila tempat Cutland menginap, seorang guru bernama Ruth Johnson menjadi sukarelawan untuk mendampingi Cutland menuju bandara utama di Madagaskar.

Johnson pun berangkat menemani Cutland menuju Nomenjanahary, menumpang pesawat kecil jenis Cessna yang memang digunakan sebagai penerbangan penyambung antarpulau.

Mereka berangkat pada 25 Juli 2019, dengan Mahefa Tahina Rantoanina sebagai pilot penerbangan itu.