Takut Dipenjara karena Tak Bisa Selesaikan Riset, Mahasiswi Universitas Ternama Dunia Terjun dari Pesawat Ketinggian 5000 Kaki

By Anisa Annan, Sabtu, 3 Agustus 2019 | 14:30 WIB
Ilustrasi pesawat terbang (pixabay.com/markus53)

 

Nakita. id - Tak ada yang pernah menduga kejadian tragis ini akan terjadi pada mahasiswa yang baru berusia 19 tahun tersebut.

Bagaimana tidak, gadis ini berhasil masuk salah satu universitas yang jadi idaman banyak pelajar, Universitas Cambridge, yang berlokasi di London, Inggris.

Adalah Alana Cutland, gadis asal Buckingham, Inggris, yang secara tiba-tiba terjun bebas dari pesawat tanpa mengenakan parasut.

Baca Juga: Mulan Jameela Asyik Makan Bakso Kaki Lima, Maia Estianty Justru Boyong Anak-anaknya Liburan Mewah di Atas Kapal Megah!

Melansir The Daily Mirror, Cutland melompat dari ketinggian 5000 kaki atau lebih dari 1 kilometer di atas permukaan laut.

Langit Madagaskar jadi saksi bisu bagaimana Cutland melompat dan diduga tewas terjatuh dari ketinggian.

Kejadian ini tentunya membuat banyak orang terkejut, termasuk dua orang yang berada satu pesawat dengannya ketika gadis tersebut memutuskan untuk terjun.

Diketahui jika Cutland tengah melakukan riset di Madagaskar untuk keperluan kuliahnya sebagai mahasiswa tingkat 2 jurusan Ilmu Biologi.

Cutland berencana akan berada di Madagaskar selama 6 minggu untuk menyelesaikan risetnya itu.

"Dia (Cutland) tiba tanggal 16 Juli lalu, sangat bersemangat untuk bekerja di tempat yang indah ini," cerita dosen yang memimpin riset tersebut, Elodi.

Namun baru 4 hari menjalankan riset, tiba-tiba Cutland bertingkah aneh.

Baca Juga: Agung Hercules Meninggal, Arie Untung Menyesal Belum Minta Maaf pada Sang Pedangdut karena Hal Ini: 'Beliau Kurang Berkenan'

Elodi menuturkan jika Cutland tiba-tiba memiliki pikiran tak masuk akal terkait riset yang dijalankannya bersama dosen asal Madagaskar itu.

"Dia takut masuk penjara jika dirinya tak bisa menyelesaikan riset ini, terdengar konyol," jelas Elodi.

Awalnya Elodi mengira Cutland hanya merasa kurang percaya diri, tetapi semakin hari Cutland semakin aneh.

Ia paranoid, bahkan orang tuanya di Inggris menyadari hal ini sehingga memintanya segera pulang dan membatalkan riset 6 minggu itu.

Saat itu di vila tempat Cutland menginap, seorang guru bernama Ruth Johnson menjadi sukarelawan untuk mendampingi Cutland menuju bandara utama di Madagaskar.

Johnson pun berangkat menemani Cutland menuju Nomenjanahary, menumpang pesawat kecil jenis Cessna yang memang digunakan sebagai penerbangan penyambung antarpulau.

Mereka berangkat pada 25 Juli 2019, dengan Mahefa Tahina Rantoanina sebagai pilot penerbangan itu.

Johnson menyadari jika Cutland tampak murung dan tidak mengatakan apa pun sejak pagi sebelum mereka terbang.

Baca Juga: Enak dan Banyak Digemari, Makanan Khas Indonesia ini Jadi Salah Satu Pemicu Kanker Otak yang Renggut Nyawa Agung Hercules

Lantas beberapa menit setelah pesawat lepas landas dan mencapai ketinggian 5000 kaki, di sanalah kejadian tragis itu berlangsung.

Tanpa bicara apa-apa mendadak Cutland membuka pintu pesawat dan hendak terjun.

Baik Johnson maupun Rantoanina terkejut, sang pilot menyadari pintu pesawat terbuka dan langsung berusaha menutupnya dengan satu tangan sambil menjaga kemudi.

Johnson pun sempat memegangi kaki Cutland membuatnya bergelantungan di pesawat yang terbang tak stabil.

Nahas, usaha Johnson untuk menyelamatkan Cutland tak berhasil.

Selama 2 menit memegangi sang gadis, Johnson akhirnya kehabisan tenaga, Cutland pun lepas dari pegangannya dan terjun dari ketinggian.

Baca Juga: Sudah Fitting Gaun Pengantin, Angel Karamoy Justru Buka Penyebab Gagalnya Pernikahan dengan Jose Poernomo

Diduga Cutland tak selamat dari kejadian tersebut, sementara pihak kepolisian dan tim penyelamat masih berusaha mencari tubuh sang gadis malang.

Ada dugaan tindakan Cutland dipengaruhi obat malaria yang dikonsumsinya, menimbulkan halusinasi yang menyebabkan tindakan nekat.

Keluarga Cutland pun berduka, kehilangan sang putri yang selama ini dikenal ceria, cerdas, dan selalu bersemangat.