Sering Diolah Sembarangan, Begini Cara Siapkan MPASI Bergizi Bayi 10 Bulan yang Benar Agar Kandungan Gizinya Tak Hilang

By Safira Dita, Jumat, 6 September 2019 | 14:06 WIB
Cara Mengolah MPASI Bergizi Bayi 10 Bulan yang Benar (Pixabay.com/yalehealth)

Nakita.id- Seringkali, Moms kesulitan dan cenderung sembarangan dalam mengolah MPASI bergizi bayi 10 bulan.

MPASI bergizi bayi 10 bulan bisa berupa makanan apa saja karena pada umur tersebut si kecil mampu makan sendiri.

Pemberian finger food (camilan) sebagai MPASI bergizi bayi 10 bulan menjadi salah satu keuntungan Ibu untuk mengatur jadwal makan mereka.

Glade B. Curtis dan Judith Schuler, penulis buku ”Your Baby's First Year Week by Week” (Da Capo Lifeloong Books; 3rd Revised. Update ed. Edition, London 2010), menuliskan, bayi 10 bulan harus mengonsumsi berbagai makanan yang terbagi dari makanan utama, camilan, ASI atau susu formula.

Jika sudah niat memberikan yang terbaik buat si kecil, tentunya Moms juga harus memikirkan, bagaimana membuat MPASI yang tepat agar manfaatnya benar-benar dirasakan Si Kecil.

Makanan bayi seperti bubur adalah pilihan yang aman, kata Kids Health, tapi camilan juga dapat diberikan, asalkan tekstur makanannya lunak dan aman untuk gusi.

Contohnya saja, seperti kata Pritasari, "Masih banyak Moms yang mencampur bubur, sayuran, lalu hati ayamnya sekalian.

Padahal yang tepat, sayur diolah tersendiri, dan berasnya pada saat memasak boleh langsung dicampur hati ayam atau daging merah.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Jangan Labeli Anak dengan Menyebutnya 'Kasar', Bisa Menghambat Perkembangan Hingga Jadi Pemberontak

Pada saat akan disajikan, sayuran yang sudah matang dilumatkan, lalu dicampur dengan bubur hati ayam.

Masing-masing dalam keadaan hangat. Baru disuapi ke bayinya.” Jadi, ketika bayi akan makan barulah dicampur bubur dan sayurnya.

Sayur dan bubur hati ini harus disajikan dalam sekali masak. Karena kalau dihangatkan lagi gizinya akan terbuang, karena banyak vitamin dalam sayuran yang larut dalam air.

Nah, agar Moms bisa memberikan MPASI yang sehat, variatif, dan bergizi untuk Si Kecil, Pritasari memberikan panduan sebagai berikut;

1. Bayi harus mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan. Bahkan kalau bisa sampai 2 tahun, tapi setelah bayi berusia 6 bulan harus diberikan MPASI yang bergizi.

2. Makanan untuk bayi usia 6-8 bulan perlu dilumat dan disaring semuanya. Tapi usia 9 bulan ke atas, tekstur makanan lebih kasar, misalnya dengan cara dicincang misalnya.

Ini untuk mempersiapkan bayi menghadapi makanan keluarga di usia 1 tahun. Tapi nasinya tetap lebih lembek.

3. Bila membuat sup dari ceker ayam, yang diambil hanya kuah kaldunya saja. Tapi kalau membuat kaldu dari daging cincang atau ati cincang, semuanya bisa dimakan oleh bayi.

Bahkan kandungan zat besinya jauh lebih bagus dari sup ceker.

4. Moms harus berani bereksperimen dan rajin mencari resep-resep membuat makanan bayi dari berbagai sumber.

Dengan demikian, semakin variatif masakan Mama, tentunya kandungan gizinya semakin lengkap.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Jangan Terang-terangan Labeli Anak Sebutan 'Pandai', Bisa Berikan Dampak Buruh Bagi Tumbuh Kembangnya

5. Usahakan membuat MPASI sendiri. Dengan membuat MPASI sendiri, selain lebih hemat, bersih dan variatif, Moms bisa mengenal bayinya sudah sampai taraf mana tingkat tekstur makanannya.

6. Bila menyiapkan MPASI, hindari penggunaan garam dan gula bila usia bayi kurang dari 1 tahun.

Moms masih boleh menggunakan minyak untuk menumis atau sedikit diteteskan pada bubur yang siap disajikan.

Minyak juga memberikan lemak pada makanan (yang dibutuhkan bayi). Pilihlah minyak olive atau minyak kelapa.

Biarkan bayi mengenal rasa secara alami, bukan dari bahan tambahan seperti gula dan garam.

7. Moms sudah membuat sekian porsi makanan untuk satu hari, lalu ditempatkan dalam wadah-wadah kecil.

Kalau mau memberi makan bayi dalam keadaan hangat, bisa dihangatkan dengan air hangat dalam panci, bukan di atas api langsung.

Nah, panduan mengolah MPASI bergizi bayi 10 bulan diatas bisa mulai dipraktekkan di rumah, Happy trying Moms!

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Jangan Labeli Anak 'Ganteng' dan 'Cantik', Bisa Berdampak Buruk Bagi Anak Lho, Moms!