Preeklampsia, Tekanan Darah Tinggi Saat Hamil yang Merenggut Nyawa Bayi Kembar Irish Bella

By Puput Sarintiya, Selasa, 8 Oktober 2019 | 12:26 WIB
Irish Bella suka makan pedas saat hamil. (Instagram/_irishbella_)

Nakita.id - Kabar duka datang dari pasangan romantis Irish Bella dan Ammar Zoni.

Mereka baru saja kehilangan bayi kembar yang dikandung Irish pada Minggu 6 Oktober 2019 kemarin saat usia kandungan Irish masih 26 minggu.

Dokter yang menangani persalinan Irish Bella pun mengungkapkan bahwa penyebab meninggalnya bayi kembar Irish dan Ammar adalah karena terlepasnya plasenta dari tempat normalnya (solusio).

Solusio ini sendiri disebabkan oleh preeklampsia yang dialami Irish selama kehamilannya.

Baca Juga: Terungkap Penyebab Bayi Kembar Irish Bella Meninggal Dunia, Dokter Sebut Istri Ammar Zoni Alami Kasus Langka 'Mirror Syndrome'

Hal ini mengakibatkan aliran darah ibu ke janin terhambat sehingga, bayi kembar Irish tidak tertolong.

Preeklampsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai oleh tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan pada sistem organ lain, paling sering pada hati dan ginjal, biasanya dimulai setelah 20 minggu kehamilan.

Jika tidak segera ditangani, preeklampsia dapat menyebabkan komplikasi serius untuk Moms dan janin.

Lalu apa penyebab preeklampsia?

Baca Juga: Insomnia Saat Masa Kehamilan Hati-hati Preeklamsia, Ini Tipsnya!

Penyebab pasti preeklampsia dimulai di plasenta, organ yang memberi makan janin selama kehamilan.

Di awal kehamilan, pembuluh darah baru berkembang dan berevolusi untuk secara efisien mengirim darah ke plasenta.

Pada wanita dengan preeklampsia, pembuluh darah ini tampaknya tidak berkembang atau berfungsi dengan baik.

Karena lebih sempit dari pembuluh darah normal dan bereaksi secara berbeda terhadap sinyal hormon, yang membatasi jumlah darah yang dapat mengalir melaluinya.

Baca Juga: Preeklampsia Menjadi Momok Bagi Ibu Hamil yang Berencana Melahirkan Normal Bayi Kembar, Kenali Resikonya Sejak Dini

Sehingga dapat menghambat aliran darah dari ibu ke janin yang bisa membuat janin meninggal.

Preeklampsia kadang berkembang tanpa menunjukkan gejala apa pun, tekanan darah tinggi dapat berkembang secara lambat, atau mungkin muncul secara tiba-tiba.

Maka dari itu, penting bagi Moms untuk selalu memantau tekanan darah selama hamil, karena tanda pertama preeklampsia umumnya adalah kenaikan tekanan darah.

Namun, mengutip dari laman Mayo Clinic, gejala awal yang sangat mungkin muncul adalah sebagai berikut:

Baca Juga: Perjuangan Tya Ariestya Melahirkan Anak Kedua, Jalani Program Bayi Tabung 2 Kali dan Derita Preeklampsia

1. Kelebihan protein dalam urin (proteinuria) atau tanda-tanda tambahan masalah seperti ginjal atau penurunan produksi urin.

2. Sakit kepala parah

3. Perubahan dalam penglihatan, termasuk kehilangan penglihatan sementara, penglihatan kabur atau sensitivitas cahaya.

4. Nyeri perut bagian atas, biasanya di bawah tulang rusuk bagian kanan.

5. Mual atau muntah.

Baca Juga: Ibu Hamil dengan Asma Bisa Memicu Komplikasi Preeklampsia, Catat!6. Penurunan kadar trombosit dalam darah (trombositopenia).

7. Fungsi hati terganggu.

8. Nafas pendek, disebabkan oleh cairan di paru-paru.

9. Peningkatan berat badan yang tiba-tiba dan pembengkakan (edema) terutama di wajah dan tangan. 

Preeklampsia sendiri diklasifikasikan sebagai satu dari empat gangguan tekanan darah tinggi yang dapat terjadi selama kehamilan.

Tiga lainnya adalah hipertensi gestasional, hipertensi kronis, dan hipertensi kronis preeklampsia superimposed.

 Preeklampsia tidak bisa dianggap sepele karena dapat membahayakan janin.

Baca Juga: Meninggalnya Bayi Kembar Irish Bella Ternyata karena Sindrom Langka, Ketahui Tanda-tandanya Sebelum Terlambat!

Maka, Moms sebaiknya mencegah preeklampsia dengan rajin meminum aspirin dengan dosis rendah seperti 81 miligram per hari setelah 12 minggu kehamilan.

Atau, Moms dapat berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter kandungan terkait dosis yang sesuai.

Selain itu, konsumsilah suplemen kalsium untuk membantu mencegah terjadinya preeklampsia.