Tolak Tawaran Rp10 Miliar untuk Jual Tanahnya, Kakek ini Lebih Senang Hidup Sederhana dan Tinggal di Gubug!

By Cecilia Ardisty, Senin, 4 November 2019 | 11:10 WIB
Kakek Suhendri menolak 10 miliar demi jaga hutan (KOMPAS.com/ZAKARIAS DEMON DATON)
Suhendri menjelaskan, niat dirinya untuk menjaga lingkungan dengan menanam pohon di tengah kota sudah tertanam dalam hati. 
 
Godaan para investor yang menawar akan membeli lahan seluas 1,5 hektar untuk dijadikan perumahan pun tak mempan baginya. 
 
“Banyak yang datang mau beli, tapi saya tidak mau. Apalagi mau bikin perumahan, saya tidak mau, lingkungan rusak," ungkap Suhendri. 
 
Baca Juga: Ikut Komentar Soal Kebakaran Hutan di Jambi, Luna Maya Disemprot Kementerian LHK:
 
Awal mula perjuangan Suhendri 
 
Kakek dua anak ini menceritakan, saat pertama kali menginjak tanah Kalimantan Timur pada 1971, dia bekerja sebagai pekerja proyek pembangunan asrama milik perusahaan kayu. 
 
Saat itu juga bisnis kayu sedang marak. Dia menyaksikan kayu ditebang, berhektar-hektar hutan gundul tanpa sisa. 
 
"Dari situ muncul motivasi. Saya akan merawat hutan. Saya kemudian beralih jadi petani, tapi garap lahan orang lain," ujar dia. 
 
Lalu, Suhendri melanjutkan, pada tahun 1979, dirinya membeli lahan seluas 1,5 hektar. 
 
Saat itu dia beli dengan harga Rp 100.000. Lahan itu dia gunakan untuk bertani dengan konsep pertanian agroforestri, yaitu menggabungkan pepohonan dengan tanaman pertanian.