Awalnya, ia menanami komoditas pertanian, seperti lombok, sayuran, dan buah-buahan. Lalu, tahun 1986, dia mulai menanam (pohon) kayu setelah mendapat bibit dari Bogor, Jawa Barat.
Waktu itu, kata Suhendri, ada 1.000 bibit kayu damar, meranti, kapur, pinus, kayu putih, ulin, dan sengon.
Saat ini, pohon yang dia tanam pada 1986 silam sudah tinggi menjulang membentuk hutan dalam kota dan memberi udara segar bagi warga Tenggarong.
Bahkan, hutan tengah kota ini pernah menjadi lokasi penelitian skripsi mahasiswa asal Jepang.
Suhendri juga sering mendapat penghargaan dari berbagai pihak karena hutannya.
Saat ini, Suhendri bersama istrinya, Junarsa, tinggal di rumah sederhana di tepi hutan miliknya.
Niatnya untuk menyediakan oksigen bagi warga kota pun masih terpupuk di antara pepohonan di lahan miliknya.
Moms juga dapat mendukung menjaga hutan dengan mengurangi penggunaan printer, menggunakan ulang tas belanjaan, dan kurangi penggunaan tisu untuk berbagai keperluan.