#LovingNotLabelling: Sering Memberi Label pada Anak, dr Reisa Merasa Menyesatkan Anak, Mengapa?

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Minggu, 24 November 2019 | 05:05 WIB
Dokter Reisa menyesal sering memuji Ania anak yang cantik, baik, dan pintar (Instagram @reisabrotoasmoro)

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Begini Cara Mengatakan Bodoh, Malas, dan Nakal yang Benar Pada Anak

Awalnya, dr. Reisa berpikir bahwa pujian-pujian yang ia lontarkan tersebut hanya sebatas motivasi dan doanya sebagai seorang ibu.

Namun lambat laun, Mantan Puteri Indonesia Lingkungan 2010 ini berpikir bahwa pujian-pujian yang ia lontarkan tersebut justru bisa membatasi anak.

"Awalnya itu hanya doa saya sebenarnya, tapi setelah saya berpikir kembali itu bisa saja menjadi hal yang membatasi dia," ungkapnya.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Kegemukan pada Anak Ternyata Salah Satu Dampak Memberi Julukan, Ketahui Penjelasannya

Dokter Reisa sadar bahwa kebiasaannya tersebut ternyata bisa mengarah ke tindakan labelling.

Ia sadar bahwa labelling tidak hanya berasal dari kata-kata negatif tetapi juga kata-kata positif.

"Memang sebagai orangtua kita menginginkan yang terbaik untuk anak, itu sebabnya kita suka memberikan pujian ketika dia melakukan sesuatu. Tapi akhirnya malah sering kita ucapkan dan menjadi labelling.