Nakita.id - Saat orangtua menyebut anaknya dengan kalimat atau kata negatif, percayalah hal itu dilakukan karena dirinya sayang pada anaknya.
Kalimat dan atau kata negatif yang keluar dari mulut orangtua kepada anaknya, tidak lain dan tidak bukan supaya anaknya sadar dan bisa mengubah diri menjadi lebih baik.
Tapi ingat Moms, pemberian label kepada seseorang cenderung membuat orang lain melihat keseluruhan kepribadian si penyandang label, dan bukan pada perilakunya satu persatu.
Misalnya, melabel anak dengan sebutan 'anak malas' saat anak terlihat tidak bergairah untuk belajar, atau melabel 'anak bodoh' saat anak dapat nilai kurang memuaskan.
Baca Juga : Kewalahan, Pangeran Charles Ungkap Nakalnya George dan Charlotte
Sebenarnya, pelabelan tidak melulu berisi cap bermakna negatif semacam nakal, bandel, malas, jorok dan seterusnya.
Tapi labelling pada anak bisa juga yang bermakna positif, seperti pintar, rajin, cantik, hebat, kuat dan sejenisnya.
Berbicara mengenai label positif, anak-anak yang mendapat label positif umumnya akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih positif.
Baca Juga : Ringgo Ungkap Dirinya Sedih Karena Tingkah Sang Anak, Kenapa Ya?
Paling tidak, anak akan terpacu untuk mempertahankan label-label positif yang diterimanya itu.
la pun akan merasa malu jika bertindak atau bersikap tidak sesuai dengan labelnya.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Nakita.id |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR