#LovingNotLabelling: Berhenti Labeli Si Kecil “Pemarah”, Pakai Teknik Distraksi Untuk Disiplinkan Anak

By Cecilia Ardisty, Selasa, 10 Desember 2019 | 09:44 WIB
#LovingNotLabelling: Teknik Distraksi untuk mendisiplinkan batita (freepik)

Nakita.id – Melihat anak batita yang tantrum membuat Moms tanpa sadar memberikan labelling “Pemarah”.

Dari pada memberikan labelling “Pemarah” ada baiknya Moms mencoba tenik distraksi dalam mendisiplinkannya.

Melansir dari Very Well Family, teknik distraksi adalah pendisiplinan anak-anak dengan memilih kegiatan yang tidak terkait dengan perilaku yang ditunjukkan anak-anak.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Ini Efek Buruk yang Akan Dirasakan Si Kecil Jika Moms Sering Membandingkan Anak dengan Anak Lain

Misalnya, Si Kecil berulang kali berusaha main di bawah wastafel di rumah yang tidak terbukti aman, Moms harus menghentikannya dan melakukan kegiatan yang aman untuk anak, seperti membaca buku baru atau bermain dough di kursi batita.

Kapan lagi saat Moms harus menggunakan teknik distraksi ini? Ketika Moms akan beres-beres misalnya, ruang keluarga dan harus tetap menemani Si Kecil.

Katakanlah situasinya, Si Kecil membawa kotak mainannya lalu mengajak Moms bermain.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Hindari Membandingkan Prestasi Anak, Yuk Semangati Si Kecil dengan Cara Tepat yang Beri Dampak Positif

Moms dapat memberikan tugas kepada Si Kecil misalnya mengambil sisir agar Moms bisa memperbaiki rambutnya.

Ini tentu membuat Si Kecil berhenti apa yang ingin dia lakukan dan berjalan ke arah berbeda.

Tujuannya di sini bukan mengganti melempar batu menjadi melempar bola seperti yang dilakukan teknik pengalihan.

Tetapi, Moms mau mengalihkan pikiran dan energi batita dari aktivitas yang tidak pantas.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Ternyata Memberi Label 'Anak Berbakat' Dapat Memberi Dampak Negatif untuk Pola Pikir Si Kecil, Catat Moms!

Tentu, Moms bisa langsung mengatakan Si Kecil untuk berhenti pada aktivitas yang tidak pantas, tetapi melakukan hal ini berkali-kali kepada batita, ini tidak cukup.

Memberitahu Si Kecil “Tidak” hanya bisa mengarah pada pertempuran kemauan, lebih banyak pembangkangan atau kemarahan.

Tentu ada saat-saat ketika Moms mungkin ingin mengatasi kemarahan atau pembangkangan sehingga Si Kecil mengetahui, kegiatan tertentu selalu tidak dapat diterima (seperti menggigit atau menyakiti hewan peliharaan).

Dalam kasus-kasus itu, teknik distraksi bukanlah metode disiplin terbaik.

Tetapi untuk saat-saat ketika Moms hanya ingin perilaku berhenti atau tidak punya waktu atau energi untuk menghadapi krisis, teknik distraksi adalah cara cepat untuk menangani situasi.

Seperti dalam kebanyakan situasi pengasuhan anak, tidak ada metode disiplin balita yang cocok untuk semua.

Semakin banyak alat disiplin yang Moms miliki, semakin baik.

Orangtua mungkin menemukan, semakin mereka bergantung pada satu metode tunggal, semakin tidak efektif metode itu.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Stop Katakan Anak 'Cengeng' karena Terus Merengek, Ini Cara Jitu Mengatasinya

Saat Moms menggunakan teknik distraksi, perhatikan reaksi anak Moms.

Bersikaplah sekonsisten mungkin, tetapi tetaplah fleksibel jika Moms mendapati teknik distraksi tidak berfungsi lagi.

Moms mungkin ingin mencoba teknik disiplin balita lainnya.

Jadi Moms, itu tadi teknik distraksi yang bisa jadi referensi Moms tanpa melakukan labelling ya.