KLB Difteri 2017. Penyakit Difteri Tak Hanya Berbahaya Bagi Penderita, Tapi Juga Lingkungan

By Fadhila Auliya Widiaputri, Jumat, 8 Desember 2017 | 21:19 WIB
Kenali gejalanya. Jika terinfeksi segera berobat ()

Oleh karena itu, Amar menyarankan agar seluruh orang yang pernah melakukan kontak fisik maupun berada disekitar pasien difteri untuk ikut diperiksa dan diawasi setiap hari selama 7 hari.

Pengawasan ini mencakup dengan pemeriksaan tenggorokan untuk menemukan ada tidaknya pseudomembran di daerah mukosa hidung, mulut sampai tenggorokan. Tidak hanya itu, status imunisasi harus diperiksa dan dicatat.

Pemeriksaan dan pencatatan imunisasi ini penting dilakukan karena kunci utama pencegahan difteri adalah imunisasi.

Baca juga: Jangan Takut Moms, Imunisasi Hindarkan Si Kecil Dari Penyakit

dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, Dsc, Direktur Surveillance dan Karantina Kesehatan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan Indonesia dalam kesempatan berbeda, saat diwawancara nakita.grid.id mengatakan, salah satu penyebab KLB difteri tahun ini adalah karena tidak ada atau tidak lengkapnya imunisasi pada sejumlah orang.

“Karena setiap tahun selalu ada anak baru, tetapi ada anak baru tidak imunisasi setiap tahun. Jadilah difteri terus dan terus berulang KLB di Indonesia,” tambah Jane.

Mengingat pentingnya imunisasi untuk menekan KLB difteri yang terjadi tahun ini, Kementerian Kesehatan akan melakukan imunisasi ulang yang dilakukan serentak pada 3 Provinsi yang memiliki kasus difteri tertinggi, yaitu DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.  

Imunisasi ulang atau yang disebut pula imunisasi ORI (Outbreak Renponse Imunisasion) ini dijadwalkan akan dimulai pada 11 Desember 2017, 11 Januari, dan 11 Juli 2018 mendatang.

Jadi Moms, jangan lewatkan kesempatan ini ya.

Ayo buat Indonesia bebas dari difteri.

Baca juga: Catat Tanggalnya! Atasi Wabah Difteri, Pemerintah Gelar Imunisasi Serentak Pada 11 Desember 2017