Moms Perlu Tahu, Sudahkah Si Kecil Mendapatkan Cukup Zat Besi?

By Nur Marufah Saniati, Kamis, 2 Januari 2020 | 11:58 WIB
Zat besi penting untuk Si Kecil (freepik)

Nakita.id Zat besi merupakan salah satu mineral paling penting untuk Si Kecil.

Tubuh manusia membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin, protein dalam sel darah merah (RBC) yang membawa oksigen ke jaringan. Jika ada kekurangan zat besi dalam darah, maka tubuh tidak bisa membuat cukup sel darah merah, dan jaringan dan organ tidak akan menerima oksigen yang mereka butuhkan.

Bila itu terjadi maka Si Kecil akan menderita anemia defisiensi besi (IDA), suatu kekurangan gizi yang umum pada anak-anak. Anemia defisiensi besi dapat mulai dengan penipisan kecil dalam jumlah zat besi dalam tubuh Si Kecil.

Tetapi jika penurunan zat besi ini berlanjut, dapat berkembang menjadi kekurangan zat besi dan akhirnya menyebabkan IDA.

Baca Juga: Kenali Gejala Kekurangan Zat Besi Selama Hamil Kehamilan Bagaimana Si Kecil Menjadi Kekurangan Zat Besi?

Menurut Norimah A Karim, seorang Ahli Nutrisi, anemia defisiensi besi dapat terjadi sebagai akibat dari beberapa faktor.

Pertumbuhan cepat pada bayi, anak kecil dan terutama remaja, menuntut lebih banyak zat besi.

Anak-anak yang melalui masa pertumbuhan dan perkembangan mungkin tidak mendapatkan cukup zat besi dalam makanan mereka untuk kebutuhan mereka yang meningkat. Terlepas dari ini, IDA juga dapat terjadi ketika ada penyerapan zat besi yang buruk oleh tubuh, kehilangan darah yang berkelanjutan atau dari kehilangan darah secara bertahap dalam saluran usus. Bayi yang lahir prematur atau dengan berat badan lahir rendah juga berisiko mengalami IDA.

Baca Juga: Hujan Deras Semalaman Mengguyur Awal Tahun 2020, Mbak You Ramal Jakarta Bakal Diterjang Banjir di Luar Perkiraan: “Ada Banjir Bandang yang Mengakibatkan Keributan”

Bayi dengan berat badan normal sebelum lahir telah mengembangkan simpanan zat besi yang dapat bertahan selama 4-6 bulan.

Berbeda dengan bayi prematur yang memiliki simpanan zat besi lebih sedikit yang dihasilkan dari nutrisi yang lebih sedikit yang diperoleh dari makanan Moms di dalam rahim.

Anak-anak yang melakukan diet vegetarian juga berisiko kekurangan zat besi karena mereka tidak makan daging, ayam, ikan, dan daging organ yang merupakan sumber zat besi yang baik.

Meskipun ada beberapa zat besi dalam sayuran, biji-bijian, dan beberapa buah-buahan, zat besi dari sumber tanaman tidak diserap serta zat besi dari sumber hewani.

Baca Juga: Rentang Waktu Antarkehamilan yang Ideal Baik untuk Moms dan Janin

Tanda-tanda IDA yang Harus Diperhatikan

Tanda dan gejala anemia sulit dideteksi karena jumlah zat besi dalam tubuh Si Kecil terkuras secara perlahan.

Tetapi ketika anemia berlanjut, beberapa gejala ini mungkin muncul:

 - Kelelahan dan kelemahan

- Napas pendek, tampak pucat

- Denyut jantung dan detak jantung lebih cepat (dalam upaya memompa jumlah darah dan oksigen yang sama ke tubuh)

- Nafsu makan menurun

- Pusing atau sakit kepala

Jika Moms melihat salah satu gejala ini pada Si Kecil, bawa dia ke dokter. Kemudian, dokter akan melakukan tes darah sederhana untuk memastikan apakah Si Kecil menderita anemia defisiensi besi.

Dokter mungkin meresepkan suplemen zat besi untuk mengembalikan total cadangan zat besi dalam tubuhnya.

Penting bagi Moms untuk tidak memberikan suplemen zat besi kepada Si Kecil sebelum berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu karena asupan zat besi yang berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Baca Juga: Dekat dan Sangat Royal dengan Para Asisten, Raffi Ahmad Kepergok Habiskan Makanan Sisa Pengasuh Rafathar, Warganet:

Bagaimana Moms Bisa Menyediakan Zat Besi yang Cukup untuk Si Kecil?

Jika Si Kecil masih bayi, beri ASI sampai usia 6 bulan karena ASI mengandung cukup nutrisi.

Moms bisa memasukkan sereal yang diperkaya zat besi di samping ASI setelah itu. Bayi yang diberi susu formula harus diberi susu formula yang diperkaya zat besi.

Berikan Si Kecil diet seimbang yang kaya akan zat besi.

Ini termasuk makanan seperti daging merah, ayam, ikan, dan daging organ seperti hati, bayam dan sayuran berdaun hijau lainnya, telur, tahu, kacang-kacangan dan biji-bijian, buah-buahan, sereal dan roti yang diperkaya zat besi.

Penyerapan zat besi juga akan meningkat jika makanan kaya zat besi dikonsumsi dengan makanan yang juga kaya akan vitamin C seperti buah-buahan (jambu biji, jeruk dan pepaya) dan sayuran berdaun hijau.

Baca Juga: Bukan Ayu Ting Ting atau Yuni Shara, Raffi Ahmad Bongkar Sosok Perempuan yang Paling Dibeci Nagita Slavina Saat Hamil: “Benci Banget !”

Anemia mudah diobati dan jarang parah atau mengancam jiwa.

Namun, jika tidak ditangani, itu dapat menyebabkan masalah belajar dan kekebalan yang lebih rendah.

Karena itu, diet yang tepat yang kaya akan zat besi sangat penting.

Ajak Si Kecil untuk mempraktikkan kebiasaan makan yang sehat sedini mungkin untuk mencegah kekurangan zat besi dan anemia.