Hari Gizi Nasional : Ini Cara Mengetahui Status Gizi Anak, Apakah Sudah Ideal, Kurang, Atau Lebih!

By Shinta Dwi Ayu, Kamis, 23 Januari 2020 | 18:00 WIB
Mengetahui status gizi anak, ideal, kurang, atau lebih (Freeograph)

Nakita.id-  Cara mengetahui status gizi anak merupakan salah-satu tolak ukur untuk melilhat apakah gizi harian anak sudah tercukupi atau belum. 

Pemenuhan gizi pada anak merupakan hal penting yang harus dilakukan guna mendukung perkembangan anak agar lebih optimal. 

Apabila gizi anak tidak tercukupi dengan baik, tentunya akan berpengaruh buruk bagi pertumbuhan anak. 

Usia anak-anak merupakan masa emas untuk memenuhi kebutuhan gizinya dengan baik. 

Indeks Massa Tubuh (IMT) yang digunakan untuk mengukur gizi orang dewasa dengan anak-anak tentunya berbeda. 

Baca Juga: Evi Masamba Pamer Foto Cium Suami, Warganet Beri Kritikan Pedas Ini hingga Sang Bidaun Meradang:

Biasanya untuk mengukur status gizi orang dewasa bisa dengan melakukan perbandingan berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat.

Sedangkan untuk mengukur status gizi pada usia anak-anak cara ini dinilai kurang akurat.

Hal tersebut terjadi karena berat badan dan tinggi badan di usia anak-anak cenderung mengalami perubahan dengan sangat cepat.

Nah Moms, berikut beberapa cara mengetahui status gizi anak:

1. Berat Badan

Pengukuran berat badan dapat digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi anak.

Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air, dan mineral yang terdapat di dalam tubuh.

Alasan mengapa berat badan digunakan sebagai parameter antropometri adalah perubahan berat badan mudah terlihat dalam waktu singkat dan menggambarkan status gizi saat ini.

Pengukuran berat badan memerlukan alat yang hasil ukurannya akurat.

Baca Juga: Stop Berikan Junk Food Buat Anak, Selain Karena Gizinya Tidak Ada Juga Jadi Tertuduh Utama Penyakit Mematikan

Melansir dari situs Kementerian Kesehatan RI, berikut rata-rata berat bada ideal anak:

- 0-6 bulan: 3,3-7,9 kg

- 7-11 bulan: 8,3-9,4 kg

- 1-3 tahun: 9,9-14,3 kg

- 4-6 tahun: 14,5-19 kg

- 7-12 tahun: 27-36 kg

- 13-18 tahun: 46-50 cm

2. Tinggi Badan atau Panjang Badan

Tinggi badan atau panjang badan menggambarkan ukuran pertumbuhan massa tulang yang terjadi akibat dari asupan gizi.

Oleh karena itu tinggi badan digunakan sebagai parameter antropometri untuk menggambarkan pertumbuhan linier.

Pertambahan tinggi badan atau panjang terjadi dalam waktu yang lama sehingga sering disebut akibat masalah gizi kronis.

Melansir dari situs Kementerian Kesehatan RI, berikut rata-rata tinggi badan anak sebagai berikut:

- 0-6 bulan: 49,9-67,6 cm

- 7-11 bulan: 69,2-74,5 cm

- 1-3 tahun: 75,7-96,1 cm

- 4-6 tahun: 96,7-112 cm

- 7-12 tahun: 130-145 cm

- 13-18 tahun: 158-165 cm 

Baca Juga: Tips Membedakan Anak Kurus yang Sehat dan Kurang Gizi, Apa Saja Tanda-tandanya?

3. Lingkar kepala

Lingkar kepala dapat digunakan sebagai pengukuran status gizi pada anak. 

Ukuran pertumbuhan lingkar kepala dan pertumbuhan otak, walaupun tidak sepenuhnya berkorelasi dengan volume otak.

Pengukuran lingkar kepala merupakan predikator terbaik dalam melihat perkembangan syaraf anak dan pertumbuhan global otak dan struktur internal.

Menurut rujukan CDC 2000, bayi laki-laki yang baru lahir ukuran ideal lingkar kepalanya adalah 36 cm, dan pada usia 3 bulan menjadi 41 cm.

Sedangkan pada bayi perempuan ukuran ideal lingkar kepalanya adalah 35 cm, dan akan bertambah menjadi 40 cm pada usia 3 bulan.

Pada usia 4-6 bulan akan bertambah 1 cm per bulan, dan pada usia 6- 12 bulan pertambahan 0,5 cm per bulan.

Cara mengukur lingkar kepala dilakukan dengan melingkarkan pita pengukur melalui bagian paling menonjol di bagian kepala belakang (protuberantia occipitalis) dan dahi (glabella).

Saat pengukuran sisi pita yang menunjukkan sentimeter berada di sisi dalam agar tidak meningkatkan kemungkinan subjektivitas pengukur.

Kemudian cocokkan terhadap standar pertumbuhan lingkar kepala.

Baca Juga: Stunting Ancam Masa Depan Anak Indonesia, Sandra Dewi Menyayangkan Orangtua yang Kurang Memperhatikan Gizi Anak

Berikut cara mengukur gizi anak usia kurang dari lima tahun menurut WHO : 

1. Berat badan berdasarkan umur (BB/U)

Indikator ini digunakan oleh anak usia 0-60 bulan, dengan tujuan untuk mengukur berat badan sesuai dengan usia anak.

Penilaian BB/U dipakai untuk mencari tahu kemungkinan seorang anak mengalami berat badan kurang, sangat kurang, atau lebih.

Namun, indikator ini biasanya tidak bisa dipakai jika umur anak tidak diketahui secara pasti. Status gizi anak berdasarkan BB/U yakni:

- Berat badan normal: ≥-2 SD sampai 3 SD

- Berat badan kurang:

- Berat badan sangat kurang:

2. Tinggi badan berdasarkan umur (TB/U)

Indikator ini digunakan oleh anak usia 0-60 bulan, dengan tujuan untuk mengukur tinggi badan sesuai dengan usia anak.

Penilaian TB/U dipakai untuk megindentifikasi penyebab jika anak memiliki tubuh pendek.

Bila anak berusia di atas 2 tahun diukur tinggi badannya dengan cara berbaring, maka nilai TB harus dikurangi dengan 0,7 sentimeter (cm). Status gizi anak berdasarkan TB/U yakni:

- Tinggi badan di atas normal: >2 SD

- Tinggi badan normal: -2 SD sampai dengan 2 SD

- Pendek (stunting): -3 SD sampai dengan

- Sangat pendek (severe stunting):

Baca Juga: Pilih Kabur Bersama Pacar, Ibu di Indramayu Telantarkan 4 Anaknya hingga Alami Gizi Buruk dan Hidup Memprihatinkan di Gubuk Reyot

3. Berat badan berdasarkan tinggi badan (BB/TB)

Indikator ini digunakan oleh anak usia 0-60 bulan, dengan tujuan untuk mengukur berat badan sesuai dengan tinggi badan anak.

Pengukuran ini yang umumnya digunakan untuk mengelompokkan status gizi anak.

Status gizi anak berdasarkan BB/TB yakni:

- Sangat gemuk: >3 SD

- Gemuk: >2 SD sampai dengan 3 SD

- Normal: -2 SD sampai dengan 2 SDGemuk: >2 SD sampai dengan 3 SD

- Kurus (wasting): -3 SD sampai dengan

Jadi Moms, itu tadi beberapa indikator dan cara untuk mengetahui status gizi anak, ideal, kurang, atau lebih.