Sama-Sama Ditandai Kejang, Ini Bedanya Kejang Demam dan Epilepsi

By Nia Lara Sari, Jumat, 13 April 2018 | 10:00 WIB
Fakta Kejang Demam pada Anak (pexels.com)

BACA JUGA: Jangan Panik, Ini Tandanya Jika Kejang Demam Pada Anak Berbahaya

Kondisi ini biasanya tidak berlangsung lama.

Dalam beberapa detik sampai menit anak akan kembali sadar.

Sebagian besar kejang demam tidak berulang alias hanya terjadi sekali seumur hidup anak.

Namun, riset menunjukkan, 1 dari 3 yang pernah mengalami kejam demam akan mengalaminya untuk kedua kali.

Risiko kejang demam berulang lebih tinggi jika penderitanya berusia kurang dari 18 bulan, ada riwayat keluarga kejang demam, atau jika penyebabnya adalah demam yang tidak terlalu tinggi (kurang dari 38,5° C).

Kejang demam tidak akan menyebabkan kerusakan otak, bahkan yang berlangsung satu jam sekalipun.

BACA JUGA: Tahukah Moms, Inilah Bayi-bayi yang Berisiko Terkena Epilepsi

Namun orangtua perlu membedakan antara kejang demam dengan kejang epilepsi.

Dilansir dari epilepsysociety.org.uk, epilepsi adalah kondisi neurologis (memengaruhi otak dan sistem saraf) di mana seseorang memiliki kecenderungan untuk mengalami kejang yang dimulai di otak.

Namun, kejang epilepsi tidak disertai oleh demam, seperti pada kejang demam.

Setelah mengetahui perbedaan kejang demam dan epilepsi, ada baiknya Moms mengenali tanda-tanda penyakit infeksi pada anak.