Hah! Tidur Siang Meningkatkan Risiko Kematian Lebih? Ini Faktanya

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Jumat, 15 Desember 2017 | 14:14 WIB
Tidur Siang ()

Nakita.id - Sebuah penelitian baru terkait tingginya angka kematian di seluruh Amerika Serikat yang menyediakan kamar tidur untuk tidur siang, baru-baru ini sedang ramai dibicarakan.

Dr. Sara Mednick, seorang psikolog di University of California menuliskan bahwa tidur siang yang tepat tergantung kondisi seseorang.

"Pertama-tama, penting untuk bertanya pada diri sendiri mengapa Anda tidur siang,". Jika Moms menghabiskan sebagian hari untuk menunda tidur, bisa jadi Moms sedang mengalami stres, insomnia, atau sleeping apnea.

Seorang peneliti tidur di University of Cambridge menulis bahwa "Tidur siang adalah indikator awal kesehatan yang buruk,".

Ia menyimpulkan tidur siang merupakan gejala masalah kesehatan, namun bukan merupakan penyebab utama.

Mednick mengatakan bahwa tidur siang sebenarnya sangat baik untuk kebanyakan orang.

Baca Juga: Tak Hanya Makanan, Ternyata Makeup Juga Memiliki Batas Kedaluwarsa

Penelitian menunjukkan tidur siang didefinisikan sebagai tidur di siang hari, yang dilakukan antara 15-90 menit untuk memperbaiki fungsi otak mulai dari fokus dan kreativitas.

Tidur siang juga mampu menurunkan tingkat stres dan mengisi kembali semangat.

Tetapi semua manfaat tidur siang dimulai dari kenyamanan dan penekanan saat seseorang tidur karena beberapa orang yang tidur siang justru merasa seperti tidak memiliki manfaat atau justru semakin lelah.

Faktor genetik juga menentukan kebiasaan tidur siang seseorang.

"Orang yang tidak terbiasa tidur siang cenderung tidur nyenyak saat tidur siang, dan terbangun dari tempat itu membuat mereka merasa grogi," tambah Mednick.

Bagi orang yang melewatkan tidur siang, mereka bisa dikatakan membunuh produktivitas mereka. Dan hal itulah yang menjadi alasan kuat suatu instansi atau perusahaan menyediakan ruang tidur untuk karyawan.

Durasi tidur siang tiap orang bervariasi, mulai dari yang menganggap 20-30 menit merupakan waktu yang panjang, ada juga yang lebih.

Mednick juga membuat kasus untuk tidur siang selama 60 menit, yang juga bagus untuk pemrosesan memori kognitif.

Tapi untuk memahami mengapa hal ini terjadi, kita perlu melihat bagaimana siklus tidur bekerja.

Baca Juga: Tak Gengsi. Pria di China ini Menggendong Anak Sambil Berjuaan Mie Tuai Pujian Publik

Sementara kita tertidur, otak melewati pola yang berlangsung sekitar 90 sampai 120 menit.

Tahapan ini meliputi gerakan mata yang lambat (rapid movement/NREM) dan rapid eye movement (REM) yang terkait dengan mimpi).

Selama NERM tidur kita masuk ke dalam gelombang lambat, tidur kita merupakan jenis tidur yang paling dalam atau nyenyak.

Tidur yang nyenyak membantu seseorang dapat mengingat fakta, tempat, wajah. Itulah sebabnya tidur sekitar 60 menit dapat membantu kita mengembalikan konsentrasi dan semangat dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

(Cynthia Paramitha Trisnanda/nakita.id)