Tekanan Darah Tinggi Berisiko untuk Kesehatan, Bisakah Disembuhkan?

By Maharani Kusuma Daruwati, Rabu, 18 April 2018 | 21:43 WIB
Tekanan darah tinggi ()

Nakita.id - Hipertensi merupakan kondisi saat tekanan darah terus menerus tinggi atau lebih dari 140/90 mmHg.

Banyak orang yang bahkan tidak tahu mereka memiliki darah tinggi.

Hipertensi bisa muncul tanpa gejala fisik, yang diam-diam merusak pembuluh darah dan menyebabkan ancaman kesehatan yang serius.

Pasalnya hipertensi bukanlah penyakit yang berdiri sendiri, melainkan suatu sindrom atau kumpulan gejala penyakit dalam tubuh.

BACA JUGA: Sempat Ungkap Kerinduan dengan Anak, Marshanda Kembali Curhat Isi Hati

Hipertensi bisa disebabkan oleh penyakit lain, seperti penyakit jantung atau penyakit ginjal.

Jika tekanan darah tinggi disebabkan oleh penyakit lain yang mendasarinya, hipertensi bisa disembuhkan dengan cara mengobati akar penyebabnya.

Namun, sebagian besar kasus tekanan darah tinggi, sekitar 85-90 persen kasus hipertensi di dunia tergolong hipertensi primer.

Pada sebagian besar kasus, kondisi hipertensi primer yang diderita oleh hampir kebanyakan orang dipengaruhi oleh keturunan (genetik) atau gaya hidup serta lingkungan yang tidak sehat.

Untuk beberapa kasus, penyebab hipertensi primer tidak dapat ditentukan.

Hipertensi jenis ini tidak dapat disembuhkan, hanya dapat dikendalikan dengan obat darah tinggi.

Dengan demikian, bila tekanan darah turun bukan berarti kita sembuh total dari hipertensi.

Kita masih memiliki potensi risiko komplikasi penyakit yang disebabkan oleh hipertensi, apabila gejalanya tidak dikelola dan tekanan darah kembali naik.

Obat dan diagnosis

Pengobatan hipertensi penting untuk mengurangi risiko kematian karena penyakit jantung.

Obat darah tinggi pun harus dikonsumsi rutin dan tepat dosis untuk manfaatnya bisa dirasakan.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk diagnosis tekanan darah tinggi?

Hipertensi didiagnosis melalui teknik tes tekanan darah.

Inspeksi teknik akan dilakukan beberapa kali untuk memastikan hasil yang akurat.

Jika tekanan darah tinggi, dokter mungkin meminta kita untuk memeriksa kembali dan melacaknya berulang kali secara berkala.

BACA JUGA: Ibu Mike Lewis Meninggal Akibat Kanker, Kenali 7 Gejala Awal yang Perlu Diwaspadai!

Bila tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg dalam pemeriksaan biasa, dokter akan mendiagnosis kita mengidap tekanan darah tinggi.

Jika kita menderita penyakit kronis, misalnya diabetes atau penyakit ginjal, dan tekanan darah lebih 130/80 mm Hg, kita  juga terdiagnosis hipertensi.

Dokter akan meminta kita untuk berbaring terlentang untuk mengukur tekanan darah.

Tekanan darah akan lebih rendah pada anak-anak daripada orang dewasa dan akan meningkat secara bertahap seiring bertumbuhnya anak.

Kita perlu bertanya kepada dokter untuk mengetahui lebih jelas tentang tekanan darah yang normal.

Perlu dipahami juga, hasil bacaan tekanan darah di dokter dan di rumah bisa berbeda.

Pasalnya, jika kita merasa gugup setiap berada di rumah sakit atau di tempat praktik dokter, tekanan darah dapat naik pada setiap kunjungan.

Sehingga, tentu saja, hasil yang terlihat dari pemeriksaan dokter pun tekanan darah umumnya tinggi.

Fenomena ini disebut juga “white coat hypertension”.

Karena itu, dokter mungkin ingin mengukur tekanan darah kita lebih dari satu kali, dan jauh dari ruang praktik.

Ini akan membantu menentukan apakah kita hanya mengalami "white coat hypertension", atau kita benar-benar memiliki tekanan darah tinggi.

Jika kita memiliki "white coat hypertension", kemungkinan risiko tekanan darah tinggi bisa terus meningkat di masa depan.

Oleh karena itu, penting untuk memeriksa tekanan darah ke dokter atau ahli kesehatan lain setidaknya setiap 6-12 bulan. 

BACA JUGA: Ini Ruangan Khusus di Rumah Baru Gisel yang Jadi Tempat Gempi Bergaya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Apakah Tekanan Darah Tinggi dapat Disembuhkan?