Jangan Dimarahi, Begini Cara Bijak Mengatasi Perilaku Negatif Anak

By Fadhila Afifah, Jumat, 20 April 2018 | 08:05 WIB
Perilaku negatif anak yang sering terjadi (iStock)

Nakita.id - Moms, sebagian dari kita mungkin merasa sedikit stres saat mengasuh Si Kecil.

Biasanya, pada masa balita alias umur 5 tahun, Si Kecil mulai mencoba unjuk diri.

Ia juga merasa sudah mampu dan merasa bisa menawar ini-itu, plus berkata "tidak".

Jadilah kita terkaget-kaget dengan perubahan perilakunya.

Yang tadinya manis, nurut, kok jadi susah diberi tahu dan membantah.

BACA JUGA: 4 Perilaku Anak yang Sebaiknya Jangan Dianggap Sepele dan Dibiarkan

Si Kecil tak hanya pandai meminta ini-itu  tapi juga pandai "bersilat lidah", dan bisa secara ekspresif mengungkapkan apa yang dirasakan.

Hal ini terkait dengan semakin meningkatnya kemampuan berbahasanya.

Jadi, harap bersiap-siap mendapat banyak "gesekan" dengannya ya Moms.

Namun "gesekan" yang terjadi pada rentang usia (3-5 tahun) ini justru memudahkan kita untuk membentuk seperti apa perilaku yang baik dan benar, sekaligus sebagai dasar pola perilaku anak nantinya.

Lebih baik "gesekan" ini terjadi pada periode balita, daripada terjadi nanti saat anak beranjak remaja.

BACA JUGA: Catat, Ini Persiapan Finansial yang Wajib Dilakukan Sebelum Punya Anak

Karena di usia balita, kita akan lebih mudah mengingatkan anak, memberi penjelasan sederhana, serta mengubah perilakunya, ketimbang saat ia remaja.

Nah berikut, 4 masalah perilaku anak balita yang umum terjadi serta bagaimana mengatasinya:

1. Tidak hormat dan membantah

Ketika Si Kecil yang berumur tiga tahun berbicara kembali kepada kita, itu mungkin tampak lucu dan menggemaskan.

Tetapi ketika anak berusia lima tahun berteriak 'tidak' setiap kali kita memberitahunya, itu bisa membuat kesal.

Jika tidak ditangani dengan benar, bantahan ini dapat menyebabkan pertengkaran antara orang tua dan anak.

Jadi, apa yang harus kita lakukan?

- Ajak Si Kecil berbicara dengan lembut. Mengabaikan bantahan ini mungkin ada baiknya jika perilaku Si Kecil tidak sampai mengancam atau merusak.

BACA JUGA: Anak Susah Diatur Mungkin Alami Masalah Perilaku Serius, Ini Tandanya

- Jika ia tetap mengikuti arahan, meskipun belum sepenuhnya, hargai bahwa mereka melakukan apa yang kita minta, bahkan jika mereka tidak mau.

- Kemudian jelaskan bahwa tidak apa-apa untuk marah, tetapi tidak baik untuk berbicara kepada orangtua dengan cara membentak atau bahkan sampai memukul.

- Jangan menanggapi secara impulsif. Biarkan Si Kecil tenang dan kemudian katakan apa yang dia katakan.

Beritahu mereka dengan tenang tentang perilaku apa yang dapat diterima dan mana yang tidak.

- Tetapkan batas dan buat mereka sadar akan konsekuensinya. Tetapi, jangan mengancam.

- Introspeksikan diri, apakah prilaku kita dengan anak-anak ataupun orang lain ketika anak-anak ada di sekitar.

Apakah Moms kasar atau tidak sopan? Jika ya, perlu memulai dengan mengubah perilaku diri sendiri.

BACA JUGA: Tip Pola Asuh Anak Cerdas dan Berbakat Menurut Kak Seto Mulyadi

2. Berkata kasar

Pernah mendapati Si Kecil berteriak ketika mereka marah?

Tetapi jika mereka mulai berkata kasar bahkan sebelum mereka berusia sepuluh tahun, Moms harus khawatir.

Yang harus kita lakukan adalah:

- Pastikan kita tidak menggunakan bahasa tersebut di depan mereka.

- Tidak ada toleransi terhadap pelecehan verbal di rumah. Jadi jika mereka menggunakan bahasa tersebut, ada konsekuensinya.

- Jelaskan konsekuensi dengan jelas dan pastikan mereka ada di tempatnya.

- Jika Si Kecil menggunakan bahasa tersebut, segera perbaiki. Katakan kepada mereka itu adalah "kata buruk" dan orang-orang tidak suka kata itu atau anak-anak yang menggunakan kata itu.

- Jika kita telah menggunakan kata itu di depan Si Kecil, segera minta maaf padanya. 

BACA JUGA: Ini Cara Ampuh Hentikan Kebiasaan Anak Memasukkan Tangan Ke Mulut

3. Berperilaku agresif dan kasar

Tidak apa-apa bagi anak-anak untuk marah.

Tetapi jika kemarahan itu disertai dengan kekerasan atau berubah menjadi perilaku agresif itu adalah masalah.

Gangguan mood, psikosis, gangguan perilaku, trauma, impulsif atau frustrasi dapat menyebabkan agresi pada anak-anak.

Kadang-kadang, Si Kecil mungkin menggunakan kekerasan untuk membela diri.

Agresi juga bisa menjadi perilaku yang dipelajari.

Bagaimana lingkungan di rumah? Apakah anak belajar menjadi kasar, di sekolah?

Jika Si Kecil cenderung bereaksi terhadap respons negatif dengan memukul, menggigit atau menendang, inilah yang harus kita lakukan.

- Si Kecil memandang kita untuk belajar mengendalikan perasaan dan emosi mereka. Jadi daripada ikut naik pitam, turunkan nada suara Moms dan beri tahu mereka untuk tenang.

- Cerminkan perasaan mereka, berempati, tetapi jelaskan bahwa memukul atau menendang atau menggigit tidak diperbolehkan.

BACA JUGA: [VIDEO] Nakita Essentials - Fitur Go-Life yang friendly untuk ibu rumah tangga

Moms bisa mengatakan sesuatu seperti, “Mama tahu kamu marah. Tapi kamu tidak boleh menggigit, memukul, atau menendang. Jangan memukul! "

- Katakan pada mereka apa akibatnya jika mereka berubah menjadi kasar. Jika kita berurusan dengan anak yang lebih muda, beri tahu mereka apa yang bisa mereka lakukan.

- Beri mereka alternatif. Misalnya, ajarkan mereka untuk menggunakan kata-kata dan frasa seperti "Aku marah," atau "Aku tidak menyukainya," atau "Aku tidak senang tentang itu" ketika mereka marah, alih-alih menggunakan kekerasan fisik.

- Yang terpenting, jadilah teladan yang baik dan hindari memberi mereka hukuman fisik. 

4. Berbohong

Umum bagi anak-anak untuk berbohong. Tapi hal ini perlu dikhawatirkan orangtua ketika mereka sering berbohong.

Sebelum menjadi kebiasaan, inilah yang harus kita lakukan untuk mencegah Si Kecil berbohong.

- Jangan tersinggung. Pikirkan tentang hal itu dari sudut pandang Si Kecil untuk memahami apa yang mendorongnya untuk berbohong.

BACA JUGA: Hati-hati, 5 Hal ini Sering Ibu Lakukan dan Jadikan Anak Manja

- Anak-anak mungkin berbohong ketika mereka takut bahwa kebenaran mungkin memiliki konsekuensi negatif.

Hargailah hal-hal positif daripada menghukum perilaku negatif untuk mencegah kebutuhan Si Kecil untuk berbohong.

- Ajarkan mereka untuk jujur. Mulai dengan menjadi panutan.

- Beri konsekuensi jika ia berbohong. Tidak ada argumen atau diskusi tentang itu. Jika Si Kecil berbohong, dia harus menghadapi konsekuensinya.