Wah, Ternyata Perempuan Tetap Bisa Menyusui Meski Belum Pernah Hamil dan Melahirkan!

By Maharani Kusuma Daruwati, Minggu, 29 April 2018 | 14:37 WIB
mother breastfeeding her newborn baby in a white bed (evgenyatamanenko)

Nakita.id - Sejatinya, menyusui dan kehamilan adalah satu paket yang tidak terpisahkan.

Memasuki 28 minggu waktu kehamilan, tubuh secara alami sudah melakukan proses persiapan produksi air susu ibu (ASI).

Sehingga ketika persalinan, saat plasenta sudah lepas, tubuh akan bereaksi untuk mengeluarkan ASI.

Selama tiga hari pertama, ASI yang keluar belum banyak. Biasanya disebut dengan kolostrum, dan keluar setetes demi setetes dari payudara ibu.

BACA JUGA: Nggak Pakai Ribet, Ini Trik Bikin Alis Sempurna dan Natural Tanpa Dicukur

Namun bagaimana dengan seorang ibu yang belum pernah hamil dan melahirkan? Bisakah ia menyusui bayi yang tidak dilahirkannya?

Kabar baiknya, perempuan yang belum pernah hamil dan melahirkan pun bisa menyusui.

Menurut dr. Agung Witjaksono, SpOG, dokter spesialis kebidanan dan kandungan RSIA Kemang Medical Care, Jakarta, perempuan tanpa hamil bisa menyusui karena hormon yang mendukung produksi ASI adalah hormon prolaktin dan oksitosin.

Apalagi hormon oksitosin (love hormone), memegang peranan penting dalam proses produksi ASI dan menyusui.

Coba perhatikan ibu baru melahirkan yang menyusui bayinya, semakin kuat tekad dan kasih sayangnya pada anak, maka semakin lancar produksi ASI-nya.

Karena itu, seorang ibu yang ingin menyusui anak yang tidak dilahirkannya, tetap bisa mengeluarkan ASI dan menyusui.

Namun tentunya ibu yang tidak hamil ini, proses menyusuinya tidak senatural ibu yang melahirkan bayinya sendiri.

Biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama seiring dengan peningkatan hormon.

BACA JUGA: Tya Ariestya Ajak Si Kecil Berlatih Taekwondo, Ini Manfaatnya untuk Anak

Misalnya, cara bisa melalui induksi laktasi. Cara ini biasa dilakukan pada ibu yang mengadopsi bayi dan berkeinginan kuat untuk menyusui secara langsung.

Keinginan yang kuat ini akan memberikan "pesan" ke tubuh untuk memproduksi ASI.nurut penejelasan Bidan Lisna, S.Keb., dari RS Bunda, Jakarta kepada Nakita.id, produksi ASI melibatkan unsur hormonal.

Hormon yang terlibat adalah prolaktin dan oksitosin. Kedua hormon ini dikeluarkan oleh hipofisis (otak).

Prolaktin dikeluarkan oleh hipofisis bagian depan, sedangkan oksitosin oleh hipofisis bagian belakang.

Jika kedua hormon ini dapat dirangsang untuk keluar, maka Ibu bisa memproduksi ASI dan menyusui. 

Menurut bidan Lisna, ini beberapa hal yang perlu dilakukan untuk merangsang keluarnya hormon prolaktin dan oksitosin agar dapat memproduksi ASI dan menyusui.

Tenang dan percaya diri.

Siapkan diri, ketenangan dan percaya diri yang baik akan memperlancar pengeluaran hormon ASI.

Hindari pekerjaan yang terlalu melelahkan, tekanan yang membuat stres, atau masalah psikologis yang dapat mengganggu ketenangan.

BACA JUGA: Rayakan Ulang Tahun Anak, Putri Titian Berderai Air Mata Karena Ini

Ciptakan rasa bahagia.

Percaya diri bahwa ibu mampu memberi ASI kepada bayi perlu dikuatkan.

Lakukan hal-hal menyenangkan, seperti belanja perlengkapan bayi, mendekorasi ruang bayi, atau aktivitas lain yang dapat membuat Ibu senang dan bahagia.

Stimulasi payudara.

Sebelum menyusui, lakukan stimulasi payudara. Bisa dengan memijatnya, stimulasi puting, atau mencoba memompa ASI menggunakan pompa listrik.

Usaha ini penting dilakukan untuk meningkatkan kelancaran produksi ASI.

Jika bingung melakukannya, berkonsultasilah terlebih dahulu kepada ahli laktasi seperti bidan atau dokter. 

Minta bayi mengisap puting.

Isapan bayi adalah hal terbaik bagi payudara untuk memproduksi dan mengeluarkan ASI.

Sebab, isapan bayi akan mengirim sinyal ke kelenjar hipofisis untuk memproduksi hormon prolaktin dan oksitosin.

Posisikan bayi dengan baik sehingga ia bisa mengisap secara tepat.

Berikan stimulasi dengan meneteskan susu di puting sehingga bayi akan mengisap lebih keras.

Lakukan sesering mungkin sehingga sinyal ke hipofisis lebih banyak dan stimulasi pengeluaran hormon pun lebih banyak.

BACA JUGA: Ini Moms 5 Hal yang Bisa Dilakukan untuk Menguatkan dan Menyehatkan Lutut

Yakin dan sabar.

Dibutuhkan keyakinan dan kesabaran sampai ASI benar-benar keluar.

Percayalah, ibu bisa memberikan Induksi Laktasi bagi bayi adopsi meski terkadang butuh waktu cukup lama sampai ASI diproduksi, sekitar 1-6 minggu.

Pahami hal-hal yang bisa menghambat pengeluaran ASI dan penanganannya, seperti: keengganan bayi menyusu, usia bayi yang sudah di atas 12 minggu, sudah terbiasa menyusu dengan botol, sudah diberikan makanan pendamping, dan lainnya.

Ibu perlu yakin dan sabar bisa mengatasi ini semua: ajak bayi untuk mau menyusu, hindari penggunaan botol, jika sudah diberikan makanan pendamping, cobalah memberi ASI terlebih dahulu; dan yang penting, motivasi Ibu harus tetap kuat.

Kontak kulit.

Lakukan kontak kulit sesering mungkin dengan bayi.

Moms bisa menggendongnya dengan metode kanguru dimana kulit bayi bersentuhan langsung dengan kulit Moms.

Tidurlah bersama bayi di setiap waktu, gendonglah sesering mungkin, peluk dan ciumlah, lakukan sendiri semua aktivitas yang terkait dengan bayi, seperti memandikan, mengganti popok, memakaikan baju, dan lainnya.

Dengan begitu, ibu semakin merasa dekat, lekat, dan bahagia yang diharapkan memudahkan pengeluaran hormon prolaktin dan oksitosin.

BACA JUGA: Sudah 2 Minggu di Indonesia, Ternyata ini yang Dilakukan Menantu Siti Nurhaliza

Penggunaan obat hormonal.

Menstimulasi produksi ASI juga bisa dilakukan dengan pemberian obat hormonal, seperti: pil domperidon, provera, atau prometrium.

Namun pemberian ini sebaiknya dikonsultasikan secara detail kepada dokter mengenai dosis dan frekuensi pemberian.

Konsultasikan pula efek samping jika menggunakan obat hormonal ini.

Nah, kini tak ada lagi hambatan untuk bisa menyusui si kecil ya. Tetaplah bersemangat. (*)

 Artikel ini sudah pernah tayang di Intisari dengan judul Tak Perlu Hamil dan Melahirkan untuk Seorang Perempuan Bisa Menyusui