Lebih 6000 Nyawa Melayang Dalam Waktu 15 Hari karena Virus Corona, Daerah Ini Harus Biarkan Mayat-mayat Bergeletakan di Jalan Raya dan Ruang Umum

By Rachel Anastasia Agustina, Kamis, 23 April 2020 | 15:05 WIB
Ilustrasi virus corona (Freepik.com)

"Rata-rata mingguan di sini mencapai 2.000, jadi kami sudah merekam 5.700 kematian dari biasanya."

Tidak semua kematian di Guayas terkait langsung dengan Covid-19, sebagian orang meninggal karena gagal jantung, masalah ginjal, atau masalah kesehatan lain yang memperburuk kondisi karena tidak segera ditangani.

Dampak sekunder

Perkembangan ini menimbulkan pertanyaan di penjuru kawasan, akankah pandemi menimbulkan dampak sekunder yang sama di negara-negara Amerika Latin lainnya atau di kawasan lain di dunia dengan sistem kesehatan yang lemah?

Baca Juga: Kehidupannya Dinilai Bak 'Sultan', Nagita Slavina Malah Akui Pernah Tidak Punya Uang Sama Sekali di ATM: 'Sampai Enggak Bisa Diambil Gitu'

"Kesehatan masyarakat di Ekuador selalu bermasalah. Ini merupakan salah satu titik lemah di hampir semua periode pemerintahan," kata Dr Carlos Mawyin kepada BBC.

Ia menduga krisis Covid-19 merupakan badai besar di Ekuador.

"Dengan sistem kesehatan yang lemah dan jumlah pasien yang tinggi, ICU dengan cepat menjadi lumpuh," katanya.

Ekuador telah memperpanjang jam malam dan berjanji akan mengetes makin banyak pasien.

Tapi bagi warga di Guayaquil yang telah melihat orang terkasih meninggal dunia, janji itu sudah terlambat.

Artikel ini telah tayang di hot.grid.id dengan judul Mayat-Mayat Sampai Dibiarkan Bergelimpangan di Jalanan, Kasus Kematian Akibat Covid-19 di Negara Ini Sangatlah Tinggi, 6000 Nyawa Melayang Hanya dalam Kurun Waktu Setengah Bulan