Perbedaan Falsafah Corak Batik Parang dan Truntum yang Dipakai Keluarga Kerajaan, Materi Belajar Dari Rumah TVRI 4 Mei 2020

By Gabriela Stefani, Senin, 4 Mei 2020 | 06:35 WIB
Perbedaan batik Parang dan Truntum yang Dipakai Keluarga Kerajaan (Ilustrasi Batik) (Kompas.com/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA)

Nakita.id - Falsafah corak batik Parang dan Truntum yang dipakai keluarga kerajaan pastinya berbeda.

Batik sendiri sudah menjadi warisan budaya Indonesia yang diakui oleh dunia.

Bahkan warisan budaya tersebut ditetapkan oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO sejak 2 Oktober 2009.

Baca Juga: Sudahkah Moms Bisa Membedakan Batik Asli dengan Tiruan? Ini Cara Membedakannya Agar Tak Merugi

Dengan begitu Indonesia tiap tahunnya, tepatnya tiap 2 Oktober menetapkan sebagai Hari Batik Nasional.

Dalam program belajar dari rumah yang ditayangkan oleh TVRI, batik menjadi salah satu materi pembelajaran untuk Sekolah Menengah Pertama pada 4 Mei 2020.

Salah satu pertanyaannya yaitu perbedaan falsafah corak batik parang dan truntum yang dipakai keluarga kerajaan.

Batik Parang

Batik parang dibuat pada zaman Panembahan Senopati yang disebut sebagai parang kusumo.

Motif parang ini memiliki corak yang miring dan tidak digunakan oleh sembarang rakyat.

Motif parang ini hanya digunakan oleh anggota keluarga kerajaan seperti raja, bangsawan kelas tinggi, dan putra serta putri kerajaan.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Belajar dari Rumah TVRI Pekan Keempat, Senin 4 Mei hingga Jumat 8 Mei 2020

Warna dasar yang digunakan dalam pembuatan motif parang ini ialah hitam atau coklat dan putih.

Pemilihan warna tersebut memiliki maknanya tersendiri terkait kehidupan.

Melalui warna tersebut, makna motif parang memberikan pesan bahwa kehidupan memiliki warna gelap dan terang.

Dengan begitu tiap manusia yang hidup akan merasakan susah maupun senang.

Batik Truntum

Sama seperti batik parang, batik truntum juga digunakan oleh anggota kerajaan.

Corak batik truntum ini pertama kali dibuat pada masa kepemimpinan Paku Buwono ketiga.

Corak ini dibuat oleh istri atau prameswari Pakubuwono ketiga.

Baca Juga: Yuk Ajarkan Si Kecil Cinta Pada Warisan Bangsa Indonesia Sedari Dini, Salah Satunya Melihat Batik yang Ada di Botol Susu

Dalam batik truntum ini akan terdapat gambaran bintang yang bertaburan di langit.

Melalui corak tersebut motif truntum memberikan pesan bahwa walaupun dalam keadaan gelap, sekedip bintang dapat menerangi.

Dengan begitu corak batik truntum ingin memberi tahu bahwa dalam kegelapan yang dialami tiap manusia akan terdapat terang yang menerangi jalan.