Digadang-gadang Jadi Jalan Keluar Pasien Covid-19, Benarkah Terapi Plasma Konvalesen Picu Alergi? Ini Kata Pakar

By Cecilia Ardisty, Jumat, 8 Mei 2020 | 18:00 WIB
Ilustrasi terapi plasma konvalesen (Fabrikasimf)

"Juga beban terhadap rumah sakit tidak akan terlalu berat. Ya secara ekonomi ini (terapi plasma konvalesen) lebih terjangkau," tambahnya.

Kendati demikian, pelaksanaan terapi plasma darah juga bisa menimbulkan efek samping. Hal ini bisa terjadi karena pendonor darah bisa saja tidak sesuai dengan kriteria.

Namun, Dokter Monica menyebut proses skrining pendonor dilakukan secara ketat, sehingga kemungkinan terjadinya efek samping dari terapi plasma darah sangat minim.

"Semua bilang (efek samping) alergi, tetapi kita harus mengetahui bahwa ada yang menyebabkan alergi tersebut." kata Dokter Monica.

Baca Juga: Meski Tak Diizinkan Pulang Kampung dan Cuti, Pemerintah Bolehkan PNS Pulang Kampung dengan Catatan Ini

Seperti diketahui, tidak semua yang pernah terinfeksi Covid-19 dan telah pulih bisa mendonorkan darahnya.

Begitu pula dengan pasien Covid-19 yang masih dirawat juga tidak semua bisa mendapatkan terapi plasma konvalesen ini.

Sebab, keduanya memiliki kriteria masing-masing, sehingga jika keduanya cocok atau memenuhi kriteria maka bisa melangsungkan terapi plasma konvalesen tersebut.

"Tetapi kalau pendonor sesuai dengan kriteria, misalnya untuk wanita dan pria, itu dituruti dan semua sesuai standar prosedural itu tidak perlu dikhawatirkan mengenai reaksi alergi tersebut," tegas dia.