Digadang-gadang Jadi Jalan Keluar Pasien Covid-19, Benarkah Terapi Plasma Konvalesen Picu Alergi? Ini Kata Pakar

By Cecilia Ardisty, Jumat, 8 Mei 2020 | 18:00 WIB
Ilustrasi terapi plasma konvalesen (Fabrikasimf)

Nakita.id - Terapi plasma konvalesen sempat menjadi buah bibir di Twitter karena disebut jadi jalan keluar bagi pasien Covid-19.

Namun setelah viral, kita tak mengetahui kebenaran terapi plasma konvalesen tersebut karena tak pernah tersorot.

Lantas, begini kata pakar tentang kegunaan terapi plasma konvalesen tersebut bagi pasien Covid-19.

Baca Juga: Tak Ada Lelahnya Jadi Penyambung Lidah Kabar Baik, Ridwan Kamil Ucap Syukur Tingkat Kesembuhan Pasien Positif Corona di Jawa Barat Meningkat Dua Kali Lipat, Gubernur Jabar: 'Sangat Menggembirakan'

Setelah wabah penyakit flu spanyol dan ebola, metode Terapi Plasma Konvalesen (TPK) kembali dipergunakan sebagai alternatif pengobatan untuk menyembuhkan pasien Covid-19.

Terapi plasma konvalesen merupakan bentuk vaksinasi pasif dari pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh kemudian disalurkan darahnya kepada pasien Covid-19 yang masih dalam keadaan positif Covid-19.

Metode terapi plasma konvalesen menggunakan plasma darah pasien Covid-19 yang telah sembuh, hal ini dikarenakan darah pasien Covid-19 yang telah sembuh mengandung kekebalan atau antibodi.

Baca Juga: Terkuak Fakta Mengejutkan Virus Corona di Indonesia Ternyata Berbeda dari Negara Lain, Sosok Penting Ini Optimis Serum Anti Covid-19 Bakal Siap 3 Bulan Lagi

Maka, dengan terapi plasma konvalesen ini diharapkan antibodi pasien Covid-19 yang sudah sehat bisa membantu pasien yang masih sakit untuk mengatasi penyakitnya.

Dalam acara bertajuk 'Berbagi cerita Gridhealth x Intisari Talk' yang dilaksanakan pada Kamis (7/5/20) kemarin, dr Theresia Monica R., Sp.AN., KIC., MSi., menjelaskan ada berbagai manfaat dari metode terapi plasma konvalesen.

"Manfaatnya dari terapi plasma konvalesen ini kekebalan instan, zaman sekarang kan semuanya serba instan. Nah ini salah satunya manfaat kekebalan instan," ujar dokter Monica, ahli genetika dan biologi molekular Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

Dokter Monica menjelaskan manfaat lain dari terapi plasma konvalesen adalah memiliki prosesnya relatif mudah dan cepat, sama seperti transfusi darah.

Baca Juga: Tanda-tanda Puncak dan Mereda Sudah Terlihat, Denny Darko Beri Isyarat Publik Harus Lakoni 8 Hal Ini Usai Covid-19 Berakhir

Dia juga menjelaskan jika terapi plasma konvalesen ini dilakukan juga akan bermanfaat dari segi biaya atau ekonomi.

"Kemudian biaya tentunya lebih terjangkau. Kalau misalnya kita bandingkan orangnya sudah ke pemakaian ventilator, atau sudah diikubasi ke ventilator, terus hasil 14 hari 21 hari sudah bisa keluar. Tapi kalo misalkan tidak diberikan terapi plasma ini, bisa manjang terus, gak sembuh-sembuh mungkin bisa lebih buruk lagi. Kan biaya yang dikeluarkan lebih lagi, belum obat-obatannya," kata dia.

Maka, dengan tidak membengkaknya biaya perawatan di rumah sakit, penggunaan terapi plasma konvalesen juga akan menguntungkan bagi pasien Covid-19.

"Selain itu, kalo misalnya kita berikan juga terapi plasma ini kepada pasien yang berat yaitu yang belum diinkubasi, belum masuk ICU, dia juga akan memberikan efek menghindarkan biaya itu supaya tidak masuk ke ICU. Jadi pemakaian ventilator juga akan menurun kan," kata Dokter Monica.

"Juga beban terhadap rumah sakit tidak akan terlalu berat. Ya secara ekonomi ini (terapi plasma konvalesen) lebih terjangkau," tambahnya.

Kendati demikian, pelaksanaan terapi plasma darah juga bisa menimbulkan efek samping. Hal ini bisa terjadi karena pendonor darah bisa saja tidak sesuai dengan kriteria.

Namun, Dokter Monica menyebut proses skrining pendonor dilakukan secara ketat, sehingga kemungkinan terjadinya efek samping dari terapi plasma darah sangat minim.

"Semua bilang (efek samping) alergi, tetapi kita harus mengetahui bahwa ada yang menyebabkan alergi tersebut." kata Dokter Monica.

Baca Juga: Meski Tak Diizinkan Pulang Kampung dan Cuti, Pemerintah Bolehkan PNS Pulang Kampung dengan Catatan Ini

Seperti diketahui, tidak semua yang pernah terinfeksi Covid-19 dan telah pulih bisa mendonorkan darahnya.

Begitu pula dengan pasien Covid-19 yang masih dirawat juga tidak semua bisa mendapatkan terapi plasma konvalesen ini.

Sebab, keduanya memiliki kriteria masing-masing, sehingga jika keduanya cocok atau memenuhi kriteria maka bisa melangsungkan terapi plasma konvalesen tersebut.

"Tetapi kalau pendonor sesuai dengan kriteria, misalnya untuk wanita dan pria, itu dituruti dan semua sesuai standar prosedural itu tidak perlu dikhawatirkan mengenai reaksi alergi tersebut," tegas dia.

Dokter Monica menambahkan, jika ada pasien Covid-19 yang terkena alergi akibat terapi plasma konvalesen, kemungkinan hanya sedikit terjadi.

"Ada penelitian di China, dari 10 pasien itu semuanya sudah di-skrining, ada satu pasien yang alergi hanya mengalami kemerahan pada kulit, dan kemudian setelah itu hilang." katanya.

Baca Juga: Berikan Harapan Baik Covid-19 Segera Mereda, Jokowi Serukan Langsung agar Rakyatnya Mulai Berdamai dengan Pandemi Corona hingga Perbolehkan Beraktivitas, Tapi...

"Itu adalah reaksi yang kadang-kadang terjadi pada transfusi darah juga, misalnya peningkatan suhu tubuh sebentar kemudian turun atau kemerahan. Tetapi pasien-pasien yang lain tidak mengalami hal seperti alergi sampai alergi yang parah itu tidak." tambahnya.

Dengan demikian, dokter Monica kembali menegaskan pelaksaan terapi plasma konvalesen dilakukan secara ketat sesuai dengan prosedur.

"Asal dengan syarat, kriteria donor dan aturannya harus dilakukan dan dituruti dengan standar tertinggi." tutup Dokter Monica.

Artikel ini telah tayang di GridHITS.id dengan judul "Penting Diketahui, Berikut Manfaat dan Efek Samping Terapi Plasma Konvalesen"