Di Indonesia Sudah Tembus Angka 14 Ribu Kasus, WHO Malah Sebut Vaksin Corona Tidak Akan Tersedia Sampai Akhir 2021, 'Kecil Kemungkinannya'

By Nita Febriani, Minggu, 10 Mei 2020 | 16:20 WIB
Ilustrasi vaksin. (Pixabay/Wikilmages)

Nakita.id - Kabar mengenai pandemi Covid-19 di Indonesia nampaknya belum juga menemukan titik terang.

Berbeda dengan beberapa negara yang telah berhasil mencabut status lockdown dan mulai bangkit, jumlah kasus corona di Indonesia justru terus bertambah.

Pada saat berita ini ditulis, Minggu (10/5/2020) data Covid-19 di Indonesia menunjukkan telah tembus angka 14 ribu kasus atau tepatnya 14.023.

Baca Juga: Kekabalan Warganya Terhadap Corona Dianggap Misterius, Pemerintah Bali Akhirnya Bagikan Kunci Rahasia Bisa Bangkit Melawan Wabah Covid-19 Meski Tak Lakukan PSBB

Sayangnya kabar kurang sedap juga baru-baru ini disiarkan oleh WHO terkait ketersediaan vaksin virus corona.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa kecil kemungkinan untuk memiliki vaksin tersebut sebelum akhir 2021.

"Saya pikir akhir tahun depan adalah ekspektasi yang sangat masuk akal," kata Pejabat Senior WHO Dale Fisher dilansir dari CNBC via Kompas.com, Senin (4/5/2020).Baca Juga: Racik Ramuan Penangkal Corona dengan Mengikuti Tutorial di Internet, Dua Apoteker Ini Justru Bernasib Nahas Usai Mencobanya

Hal ini seakan berbanding terbalik dengan kabar para peneliti yang mulai menemukan secercah harapan atas peneltiannya.

Sebut saja tiga perusahaan farmasi terbesar AS, Inovio, Moderna, dan Pfizer yang kini telah memulai uji klinis, yaitu tahap pertama dalam pengembangan vaksin.Peneliti di Oxford University yang didukung oleh Pemerintah Inggris juga mengatakan mereka bertekad untuk memproduksi vaksin pada musim gugur nanti.

Baca Juga: Belum Selesai Virus Corona Diperangi, Salah Satu Kota di Indonesia Ini Justru Harus Merasakan Bencana Alam Terparah Selama 20 Tahun Terakhir

Bahkan Presiden Donald Trump meyakini bahwa vaksin virus corona akan dikembangkan pada akhir 2020.

Sementara menurut Fisher, uji coba fase 1 saat ini baru akan memungkinan pengumpulan data awal untuk menilai apakah vaksin potensial benar-benar bekerja, sebelum dilakukan uji coba fase selanjutnya.Menurutnya, fase 2 dan 3 uji coba akan memakan waktu yang lebih lama untuk memastikan vaksin benar-benar aman dan dapat diandalkan.

Baca Juga: Heboh Penemuan Virus Corona dalam Sperma Pasien Covid-19, Benarkah Penularannya Lewat Hubungan Seksual?

Pendapat Fisher juga diamini oleh CEO Roche, salah satu raksasa farmasi dunia, Severin Schwan.

"Tetap saja, biasanya butuh bertahun-tahun untuk mengembangkan obat baru. Sebagian besar ahli sepakat bahwa dibutuhkan setidaknya 12 hingga 18 bulan hingga kita melihat vaksin yang tersedia dalam jumlah yang diperlukan untuk pasien," ujarnya.

Sampai vaksin siap, kata dia, setiap individu harus memahami peran yang harus mereka mainkan dalam kesehatan masyarakat.

Alih-alih hanya mengandalkan langkah pelacakan kontak, upaya sederhana termasuk physical distancing dan tidak keluar rumah ketika sakit merupakan hal yang sangat penting.

Baca Juga: Bak Mukjizat! Ketika Ibu Kota Lain Terus Melonjak Jumlah Korbannya, Wilayah Ini Justru Catatkan Nol Kasus dalam Sepekan Terakhir, di Mana?