Ketahui Jenis Kelamin Si Kecil dari Kondisi Kesehatan Moms saat Hamil

By Nila Kusuma Pratiwi, Senin, 25 Desember 2017 | 13:38 WIB
perbedaan gender laki-laki dan perempuan ()

Nakita.id - Saat Moms hamil, pasti menerka-nerka apakah Si Kecil akan menjadi anak perempuan atau anak laki-laki.

Kebanyakan orang percaya tekadnya diserahkan pada kesempatan. 

Sebagian besar benar, tapi sains juga menunjukkan gen orang tua membuat keputusan adalah Dads.

Memiliki kromosom X dan Y, Dads dapat memberikan salah satu dari anak masa depan, yang pada akhirnya menentukan apakah itu anak laki-laki atau perempuan. 

Tapi sekarang, peneliti bertanya-tanya apakah kesehatan Moms bisa berkontribusi pada pembentukan gender. 

BACA JUGA Jangan Lakukan ini Sebelum Berhubungan Intim! No. 6 Paling Sering

Melihat contoh dari dua spesies hewan, para peneliti dari Swiss National Science Foundation percaya hal ini mungkin terjadi.

Para peneliti melihat keabsahan karya sebelumnya yang menemukan wanita yang memiliki pekerjaan lebih stres cenderung melahirkan lebih banyak anak perempuan daripada anak laki-laki. 

Keadaan stres yang mungkin mempengaruhi jenis kelamin anak bukanlah sesuatu yang baru bagi ilmuwan. 

Banyak kasus pada hewan nampaknya juga menyarankan kondisi ibu bisa berkontribusi pada anak. 

Jadi untuk menemukan potensi ini pada manusia, peneliti melihat contoh hewan.

Sebuah teori, yang dikenal sebagai hipotesis Trivers-Willard, yang mengatakan tubuh seorang ibu dapat menyesuaikan jenis kelamin anak-anaknya dalam konkordansi dengan kesehatannya sendiri. 

BACA JUGA Foto Bukti Cinta Ibu Demi Anak ini Menuai Kontroversi, Ini Alasannya

Misalnya, seorang ibu yang berada dalam kesehatan yang lebih baik lebih cenderung melahirkan anak laki-laki karena pria memiliki kesempatan lebih baik untuk dapat menghasilkan lebih banyak keturunan dalam kehidupan mereka daripada anak perempuan. 

Dalam hal ini, sang ibu memastikan kode genetiknya sendiri, yang sehat dan kuat, akan diteruskan melalui generasi yang lebih banyak. 

Namun, bila ibu berada dalam kondisi lebih buruk, dia lebih cenderung melahirkan anak perempuan karena sang ibu tidak cukup kuat untuk menghasilkan alfa laki-laki.

Tapi, "tidak sesederhana itu," kata ahli biologi Peter Neuhaus dari University of Calgary di Kanada. 

Untuk menguji teori tersebut, Neuhaus dan timnya peneliti melihat tupai tanah Columbus dan domba bighorn Kanada. 

Mereka telah mempublikasikan temuan mereka di jurnal Nature.

BACA JUGA Berkuda Sampai Mengurus Bayi, Ini Bukti Saif Ali Khan Daddy Ter-Cool!

Dari kedua hewan itu, contoh yang paling jelas, tim yang ditemukan, bersama domba-domba bighorn. 

Mereka mengamati betina bighorn hanya melahirkan satu ekor domba setiap tahun, berkawin khusus dengan ram dominan sementara meninggalkan spesimen lain yang lebih lemah tanpa keturunan. 

Meskipun mereka menemukan betina betina dalam kesehatan fisik yang lebih baik lebih cenderung membuat "supermutawan", seperti yang ditunjukkan oleh Neuhaus, wanita sehat tidak ditemukan untuk membuat lebih banyak laki-laki daripada keturunan perempuan. 

Dengan demikian tim menyimpulkan bahwa hal-hal lain perlu dipertimbangkan saat mengevaluasi nilai reproduksi. 

Misalnya, mereka menemukan bahwa banyak laki-laki di dalam kawanan meninggal sebelum mencapai kematangan seksual, yang pada akhirnya mengubah potensi reproduksi.

Para periset tidak mengesampingkan bahwa stres pada wanita manusia dapat bergeser, namun kesimpulan utama mereka masih menemukan bahwa evolusi menjadi lebih kompleks daripada teori Trivers-Willard. 

Mempertimbangkan semua faktor yang berkontribusi terhadap potensi reproduksi mungkin lebih banyak memberi petunjuk kepada anak laki-laki atau perempuan. 

Tapi selain itu, sangat sulit untuk diceritakan.