Nakita.id - Memasuki usia kehamilan 20 minggu, akan banyak pertanyaan tentang jenis kelamin bayi dalam kandungan Ibu. Walau Ibu mengatakan tidak terlalu pusing soal jenis kelamin bayi, dalam hati kecil Ibu mungkin punya harapan tertentu.
Ketika hasil USG ternyata menyatakan jenis kelamin bayi tidak sesuai harapan, pasti akan muncul sedikit rasa kecewa di samping rasa bahagia. Berikut adalah cara menghadapi perasaan campur-aduk yang muncul setelah mengetahui jenis kelamin calon bayi tidak sesuai harapan:
1. Terima semua emosi yang dirasakan
Hal pertama yang perlu Ibu lakukan adalah mengenali dan menerima rasa kecewa, dan jujur pada diri sendiri. Mungkin Ibu terkesan buruk ketika berkata, “Sebenarnya saya lebih ingin punya anak laki-laki ketimbang perempuan.” Tapi ini adalah bentuk kejujuran Ibu.
Normal saja jika Ibu tidak langsung merasa senang, tapi dalam waktu singkat Ibu akan kembali merasa bahagia karena akan segera memiliki bayi. Jangan malu untuk merasa sedih. Ekspresikan semua perasaan yang muncul, meskipun itu negatif. Bagikan perasaan itu dengan pasangan dan orang lain. Jika tidak bisa berdiskusi dengan pasangan, berkonsultasilah dengan ahli.
2. Tanyakan kenapa Ibu kecewa
Kenapa Ibu lebih ingin punya anak laki-laki dibandingkan perempuan? Apakah itu karena Ibu tumbuh bersama tiga saudara laki-laki dan terbiasa melakukan kegiatan khas laki-laki bersama mereka? Atau Ibu ingin punya anak perempuan karena membayangkan betapa senangnya bisa melakukan kegiatan khas perempuan bersamanya?
Sekarang coba bayangkan, apakah mungkin Ibu nantinya melakukan kegiatan olahraga keras ala laki-laki bersama anak perempuan, misalnya bermain bola? Atau, anak laki-laki Ibu ternyata punya daya kreativitas tinggi dan lebih menyukai seni seperti Ibu?
Terkadang, munculnya harapan ingin memiliki anak dengan jenis kelamin tertentu lebih didasarkan oleh keraguan terhadap kemampuan Ibu untuk membesarkan anak. Bagaimana Ibu bisa mengajarkan sepak bola pada anak laki-laki kalau Ibu sendiri tidak bisa main sepak bola? Bagaimana Ibu bermain boneka bersama si Upik, sementara Ibu sendiri tidak suka boneka?
Yang jelas, naluri Ibu sebagai orangtua akan lebih berperan saat mengasuh si Kecil nanti. “Ibu bisa belajar dari orangtua lain yang memiliki anak berjenis kelamin sama dengan anak Ibu nanti. Cermati cara mereka membesarkan anak-anaknya,” saran Stephan Quentzel, MD, psikiater dengan spesialis di bidang Masalah Kehamilan dan Persalinan di Mount Sinai Beth Israel Medical Center, New York City.
3. Percayalah pada kemampuan Ibu
Sadarilah bahwa rasa kecewa dan sedih itu nantinya akan berakhir. Saat hamil, yang jadi pertanyaan utama Ibu mungkin hanya jenis kelamin si Kecil. Namun begitu dia lahir, akan semakin banyak yang perlu Ibu perhatikan, terutama yang berkaitan dengan kepribadian anak.
“Rasa kecewa akan jenis kelamin anak yang tidak sesuai harapan akan berakhir pada hari ketika si bayi lahir,” kata Diane Ross Glazer, PhD, ahli psikoterapi dari Providence Tarzana Medical Center, Tarzana, California. Ketika Ibu melahirkan dan pertama kali melihat wajah si bayi, semua rasa kecewa dan sedih itu akan hilang. Hormon oksitosin alias hormon cinta akan membuat Ibu jatuh cinta pada bayi Ibu.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Irene Harris |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR