Ada Berita Baik Lagi yang Patut Disyukuri, WHO Beberkan Harapan Hidup Lebih Lama dan Sehat Masyarakat Dunia yang Justru Meningkat di Saat Pandemi Corona, Kok Bisa?

By Yosa Shinta Dewi, Sabtu, 16 Mei 2020 | 19:30 WIB
Ilustrasi virus corona (Freepik.com)

Nakita.id - Pandemi virus corona masih menyelimuti seluruh dunia.

Kini virus yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, China bahkan menjadi salah satu momok yang menghantui berbagai negara.

Begitu juga di Indonesia.

Pemerintah sendiri selalu membagikan perkembangan Covid-19 di Tanah Air.

Hingga berita ini ditulis, jumlah pasien positif corona dikabarkan masih bertambah.

Baca Juga: Tanpa Tedeng Aling-aling, WHO Beri Peringatan Usai Ada Ahli yang Memberikan Kabar Baik Soal Virus Corona

Di tengah situasi masyarakat dunia yang kelimpungan gegara pandemi virus corona, WHO baru saja membagikan kabar baik.

Dilansir dari lama resminya, WHO mengumumkan beberapa hal terkait kondisi kesehatan dunia di tengah wabah Covid-19.

Direktur WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus secara langsung membagikan kabar itu.

Baca Juga: Masyarakat Digemparkan Kabar Pelonggaran PSBB Saat Kurva Virus Corona yang Masih Tinggi, WHO Justru Khawatir Hingga Beri Tanggapan Menohok Ini, 'Bukan Akhir dari Wabah!'

Tedros mengatakan bahwa kondisi kesehatan masyarakat dunia menunjukkan hal positif.

"Kabar baiknya adalah orang-orang di seluruh dunia hidup lebih lama dan lebih sehat," ucap Tedros.

Meski begitu, Direktur WHO itu menjelaskan tingkat kemajuannya terlalu lambat lantaran pandemi Covid-19.

"Pandemi menyoroti kebutuhan mendesak bagi semua negara untuk berinvestasi dalam sistem kesehatan yang kuat dan perawatan kesehatan primer, sebagai pertahanan terbaik terhadap wabah seperti COVID-19.

Baca Juga: Pelonggaran PSBB di Tengah Pandemi Tenyata Bukan Langkah yang Tepat, WHO Bongkar Kunci yang Harus Dilakukan untuk Mengakhiri Wabah Virus Corona

"Dan terhadap banyak ancaman kesehatan lain yang dihadapi orang di seluruh dunia setiap hari.

"Sistem kesehatan dan keamanan kesehatan adalah dua sisi dari mata uang yang sama," jelas Tedros.

WHO juga memaparkan beberapa data terkait tingkat kesehatan masyarakat dunia.

Dijelaskan bahwa harapan hidup dan harapan hidup sehat telah meningkat, tetapi tidak merata.

Baca Juga: Kabar Baik! Upayakan Tambahan Dana dan Percepat Pengembangan, WHO Kembangkan 7 Sampai 8 Vaksin Potensial untuk Virus Corona

Di negara-negara berpenghasilan rendah misalnya, harapan hidup naik 21 persen atau dalam rentang waktu 11 tahun antara tahun 2000 dan 2016.

WHO juga membandingkannya dengan tingkat harapan hidup di negara berpenghasilan tinggi yang hanya 4 persen selama tiga tahun belakangan ini.

Salah satu yang jadi pendorong adanya kemajuan di negara-negara berpenghasilan rendah itu adalah peningkatan akses ke layanan kesehatan guna mencegah dan mengobati HIV, malaria dan TBC, serta sejumlah penyakit tropis terabaikan.

Data lainnya menunjukkan layanan kesehatan ibu dan anak juga mengalami peningkatan.

Baca Juga: Di Indonesia Sudah Tembus Angka 14 Ribu Kasus, WHO Malah Sebut Vaksin Corona Tidak Akan Tersedia Sampai Akhir 2021, 'Kecil Kemungkinannya'

Kemajuan tingkat harapan hidup dan harapan sehat yang tidak merata ini secara luas mencerminkan ketidaksetaraan dalam akses ke layanan kesehatan yang berkualitas.

Ketidakmampuan untuk membayar layanan kesehatan merupakan tantangan besar bagi banyak orang.

Pada tren saat ini, WHO memperkirakan bahwa tahun 2020, sekitar 1 miliar orang (hampir 13 persen dari populasi global) akan menghabiskan setidaknya 10 persen dari anggaran rumah tangga mereka untuk perawatan kesehatan.

Baca Juga: Kekebalan Tubuh Pasien Sembuh Virus Corona Jadi Perdebatan, Ilmuwan Korea Selatan Beberkan Temuannya yang Beda 180 Derajat dengan WHO, Mana yang Benar?