Belum Kelar Wabah Virus Corona, Para Ilmuwan Malah Sebut Seantero Dunia Tengah ‘Dihantui’ Gempuran Banyak Bencana Akibat dari Peristiwa Alam Ini, Ada Apa?

By Ratnaningtyas Winahyu, Senin, 18 Mei 2020 | 07:39 WIB
Ilustrasi matahari (Pixabay.com)

Kondisi ini pun membuat para ilmuwan NASA khawatir Dalton Minimum yang pernah terjadi antara tahun 1790 dan 1830 kembali terjadi.

Pasalnya, pada saat Dalton Minimum terjadi, suhu menjadi sangat dingin, munculnya letusan besar gunung berapi, gagal panen, dan timbulnya kelaparan.

Saat itu, suhu bahkan anjlok hingga 2 derajat celcius selama 20 tahun dan produksi pangan dunia merosot.

Salah satu efek Dalton Minimum di Indonesia adalah letusan Gunung Tambora pada 10 April 1815, yang menewaskan sedikitnya 71.000 orang.

Baca Juga: Meski Kotanya Sudah Menjadi Epicentrum Baru Wabah Virus Corona, Justru Begini Respons Tak Terduga Khofifah Saat Disarankan Menerapkan PSBB Sepulau Jawa

Dampak lainnya, saat itu, juga menjadi tahun tanpa musim panas di tahun 1816.

Melansir dari Forbes yang menukil data dari Spaceweather.com, sudah ada 100 hari di tahun 2020 ini, di mana matahari menunjukkan nol bintik matahari.

Tahun ini, matahari pun telah mengalami kekosongan tanpa bintik sebesar 76 persen.

Sementara itu, pada tahun 2019, matahari sempat mengalami kekosongan sebesar 77 persen. Dua tahun berturut-turut sedikit bintik membuat minimum matahari semakin parah.

Baca Juga: Presiden Juga Manusia Biasa, Begini Cara Sederhana Jokowi Melebur Rasa Lelah di Tengah Perjuangannya Menangani Covid-19

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ilmuwan: Matahari dalam Fase 'Lockdown', Waspadai Berbagai Bencana".