Kemalangan Tak Ada yang Pasti, Jawa Timur Resmi Salip DKI Jakarta Duduki Peringkat Terbanyak Korban Meninggal Dunia karena Covid-19

By Diah Puspita Ningrum, Jumat, 12 Juni 2020 | 09:00 WIB
Ilustrasi virus corona (Pixabay.com)

 

Nakita.id - Kabar yang kurang enak didengar kembali berembus terkait angka penularan virus corona di Jawa Timur.

Setelah ditetapkan sebagai zona hitam dengan catatan penambahan pasien Covid-19 terbanyak di Indonesia.

Jawa Timur kembali menjadi sorotan karena angka kematian akibat virus corona terus meningkat tajam.

Baca Juga: Santer Isu Pisah Ranjang Sampai Enggan Pertahankan Pernikahannya, Jeritan Hati Evi Masamba Singgung Keegoisan Jadi Bukti Keretakan Rumah Tangganya dengan Arif Hajrianto Lagi?

Melansir dari Wartakotalive, kini disampaikan kalau korban meninggal dunia akibat virus corona di Indonesia mencapai 2.000 orang.

Data ini didapat setelah ada penambahan 41 orang meninggal dunia.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan, hingga Kamis (11/6/2020) total ada 2.000 pasien yang meninggal dunia usai tertular Covid-19.

"Jumlah pasien yang meninggal dunia bertambah 41 Sehingga total pasien meninggal dunia sebanyak 2.000 orang," ujar Yuri.

Berdasarkan keterangan Yuri, Jawa Timur menjadi wilayah terbanyak kasus kematian karena virus corona.

Tercatat ada sebanyak 553 pasien meninggal dunia setelah terjangkit Covid-19 di Jawa Timur hingga Kamis (11/6/2020).

Jumlah tersebut menjadi rekor tertinggi di Jawa Timur, bahkan melebihi kasus meninggal dunia di DKI Jakarta.

Baca Juga: Panas Jadi Bahasan di Puluhan Ribu Tweet, Nama Ruben Onsu Mendadak Trending di Twitter Gegara Polemik Gugatan 'Geprek Bensu'

Hingga Kamis kemarin, jumlah pasien meninggal akibat Covid-19 di DKI Jakarta tercatat sebanyak 537.

Mengutip dari Kompas.com, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi mengatakan, angka kematian Covid-19 tidak dapat diprediksi atau unpredictable.

"Saya sebagai Dirut RSU dr Soetomo Surabaya menangis setiap hari dalam hati karena selalu mendapatkan laporan pasien meninggal akibat Covid-19," katanya di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis malam.

Joni membeberkan kondisi di mana pernah melihat pasien Covid-19 berumur 37 tahun harus dipasangi ventilator.

Setelah dirawat selama tujuh hari di rumah sakit, pasien tersebut dikatakan sudah membaik.

Hanya saja, mendadak pasien tersebut meninggal dunia karena mendapatkan serangan jantung.

Baca Juga: Pukul Berapa Ketiga Lampu Menyala Bersama-sama untuk Ketiga Kalinya? Jawaban Soal Gemar Matematika: FPB dan KPK Belajar dari Rumah TVRI SD Kelas 4-6

Sebaliknya ada pasien yang saat datang ke RSU dr Soetomo kondisinya sudah buruk dan sudah menggunakan ventilator.

"Namun, bisa sembuh dan sekarang gemuk lagi. Ini artinya ancaman Covid-19 unpredictable," terang Joni.