Sering Dilakukan Masyarakat Indonesia, Membonceng Anak di Jok Depan Sepeda Motor Ternyata Bisa Berakibat Fatal, Kenapa?

By Cecilia Ardisty, Rabu, 24 Juni 2020 | 16:34 WIB
Ilustrasi orangtua membonceng anak di jok depan motor (Kompas Image/Roderick Adrian Mozes)

Nakita.id - Apakah Dads sering membonceng Si Kecil di jok depan sepeda motor ketika berpergian?

Jika Dads sering membonceng Si Kecil di jok depan sepeda motor sebaiknya mulai dari sekarang tidak dilakukan lagi.

Melansir dari Kompas.com, Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensice Driving Consulting (JDDC) mengatakan hal tersebut berbahaya.

Baca Juga: Seorang Remaja Ditangkap Saat Ikut Balap Liar & Memboncengkan Sang Istri yang Sedang Hamil 7 Bulan

Banyak orangtua mengaku sayang pada anaknya, tapi secara tidak sadar menempatkan sang buah hati dalam posisi yang berbahaya.

Salah satunya, ketika sedang berkendara, banyak yang membonceng anaknya di jok depan motor.

Di Indonesia, motor memang menjadi alat transportasi yang paling banyak digunakan. Sehingga, pemandangan orang yang membonceng anak kecil di jok depan motor sering kali dijumpai.

Baca Juga: Ikut Kompetisi Modifikasi Sepeda Motor CustoMAXI, Begini Gaya Perempuan yang Curi Perhatian

Berbagai alasan digunakan, mulai dari hanya sekadar pergi ke warung, jalan-jalan keliling komplek, atau tak ada pilihan lain. Padahal, akibat yang ditimbulkan bisa sangat fatal.

Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan, menempatkan anak kecil di jok depan sangat tidak diperbolehkan dan dibenarkan dalam aspek keselamatan, apa pun jenis motor yang digunakan.

“Dalam konteks kecelakaan ini, membawa anak kecil dan ditaruh di depan adalah bentuk kelalaian fatal yang tidak dapat ditoleransi baik pada norma safety maupun legal hukum,” ujar Jusri, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Saat Moms Naik Motor Jangan Sembarangan Pakai Sarung Tangan!

Jusri menambahkan, pengendara yang ingin membonceng anak kecil harus ditempatkan di jok belakang. Dengan catatan, kaki sang anak sudah dapat menyentuh pijakan kaki dengan optimal.

“Jika kedua kakinya belum bisa menyentuh pijakan kaki dengan optimal, maka tidak direkomendasikan. Sebab si anak akan rentan keseimbangannya dan hal ini tentu akan berbahaya bagi keselamatan,” kata Jusri.

Akibat fatal yang dihasilkan salah satunya adalah kejadian anak yang terpelanting dari motor.

Sebab, anak tersebut tidak sengaja menarik tuas gas ketika diturunkan dari motor yang kondisi mesinnya masih menyala.

Kejadian tersebut tentu akan lebih parah jika di depannya terdapat kendaraan lain atau pejalan kaki.

Tentunya akan merugikan pihak lain. Sementara itu, Agus Sani, Head of Safety Riding Wahana, mengatakan, dalam bentuk apapun tidak pernah disarankan membonceng anak di depan, apalagi yang balita.

Bagian depan motor hanya diperuntukkan bagi pengendara, sementara boncengan hanya ada di bagian belakang.

Baca Juga: Salah Kaprah Penggunaan Pelat Putih untuk Sepeda Motor dan Mobil Baru

"Membonceng anak di bagian depan memiliki tingkat risiko yang sangat tinggi lantaran tidak ada pegangan yang proporsional bagi anak.

Ketika pengendara melakukan pengereman mendadak, maka kemungkinan anak untuk terpelanting sangat besar.

Belum lagi risiko lain seperti terbentur setang atau speedometer yang membuat kepala menjadi terluka," ujar Agus.

Agus menambahkan, berkendara itu melawan angin. Artinya, menaruh anak di depan sama saja menjadikan si anak sebagai tameng pelindung dari angin, binatang, debu, dan lainnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Akibat Fatal Bonceng Anak di Jok Depan Motor"