Inkompetensi Serviks Bisa Serang Ibu Hamil. Kenali Tanda dan Pencegahannya!

By Anisyah Kusumawati, Rabu, 3 Januari 2018 | 14:39 WIB
()

Nakita.id - Inkompetensi serviks adalah kondisi yang terjadi ketika jaringan serviks yang lemah.

Kondisi ini menyebabkan atau berkontribusi pada kelahiran prematur, hamil tidak sehat, bahkan keguguran.

Mengapa bisa sampai lahir prematur bahkan keguguran?

BACA JUGA : 7 Makanan Ini Dapat Membantu Moms Cepat Hamil, Nomor 6 Enggak Nyangka

Sebelum kehamilan, serviks tertutup dan kaku. Seiring kemajuan kehamilan, tubuh mempersiapkan diri untuk melahirkan, serviks perlahan melembut, menurun dalam panjang (effaces) dan terbuka (melebar).

Jika Moms memiliki serviks yang tidak kompeten, serviks mungkin mulai terbuka terlalu cepat yang menyebabkan dapat melahirkan terlalu dini.

Menurut Richard Schwarz, MD., sekitar 20% keguguran yang terjadi antara 16 dan 24 minggu kehamilan diyakini berasal dari serviks yang tidak kompeten.

Lalu, apa ciri-ciri inkompetensi serviks ini pada perempuan?

Ketidaknyamanan atau bercak selama beberapa hari atau minggu mungkin terjadi,

Namun, Moms harus lebih berhati-hati ketika merasakan gejala-gejala seperti  sensasi tekanan panggul, sakit punggung, kram perut ringan, perubahan keputihan, dan adanya pendarahan pada vagina.

Selain ciri-cirinya, ada juga perempuan yang memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan perempuan pada umumnya, antara lain :

1. Perempuan yang memiliki faktor risiko

Berbagai faktor dapat meningkatkan risiko serviks yang tidak kompeten.

Sebagai contoh: Kondisi bawaan kelainan rahim dan kelainan genetik yang memengaruhi jenis protein berserat yang membentuk jaringan ikat tubuh (kolagen) dapat menyebabkan serviks yang tidak kompeten.

Paparan dari dietilstilbestrol (DES), bentuk tak lazim dari hormon estrogen, sebelum kelahiran juga telah dikaitkan dengan gangguan ini.

BACA JUGA : Ibu Hamil Lakukan 6 Hal Ini Agar Bayi Cerdas Sejak Dalam Kandungan

2. Perempuan yang memiliki trauma serviks

Jika Moms mengalami robekan serviks selama persalinan dan persalinan sebelumnya, Moms bisa memiliki risiko serviks yang tidak kompeten.

Prosedur pembedahan lain yang melibatkan serviks, seperti penanganan tes Pap abnormal, dapat menyebabkan kerusakan yang menyebabkan gangguan ini.

3. Perempuan yang pernah melakukan dilatasi dan kuretase (D & C)

Prosedur ini digunakan untuk mendiagnosis atau mengobati berbagai kondisi rahim - seperti perdarahan berat - atau untuk membersihkan lapisan rahim setelah keguguran.

Namun, terkadang hal ini bisa menyebabkan kerusakan struktural pada serviks dan meningkatkan risiko gangguan.

Lalu, bagaimanakah pencegahannya?

Menurut ahli, belum ada cara spesifik untuk mencegah terjadinya hal ini. Namun, ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kehamilan yang sehat dan normal.

1. Carilah perawatan rutin sebelum kelahiran

Kunjungan prenatal dapat membantu petugas kesehatan memantau kesehatan Moms dan janin. Sebutkan tanda atau gejala yang dirasakan.

Pemeriksaan gigi secara teratur selama kehamilan juga penting.

2. Makanlah makanan yang sehat

Selama kehamilan, Moms memerlukan lebih banyak asam folat, kalsium, zat besi dan nutrisi penting lainnya.

Asupan vitamin prenatal setiap hari yang idealnya dimulai beberapa bulan sebelum pembuahan, dapat membantu mengisi kesenjangan makanan.

BACA JUGA : Belajar dari Kasus Winda Viska : Waspadai Preeklampsi, Penyebab Kematian Tertinggi Pada Ibu Hamil!

3. Kurangi berat badan dengan bijak

Mendapatkan jumlah berat yang tepat dapat mendukung kesehatan bayi.

Penurunan Berat badan sekitar 11 sampai 16 kilogram sering direkomendasikan untuk wanita yang memiliki berat badan berlebih sebelum hamil.

3. Hindari zat berisiko

Berhentilah merokok. Alkohol dan obat-obatan terlarang juga harus dihentikan.Selain itu, obat dari jenis apa pun pantas diwaspadai. 

4. Pahami faktor risiko

Jika Moms memiliki riwayat serviks tidak kompeten selama satu kehamilan,Moms berisiko mengalami kelahiran prematur atau kehilangan kehamilan di kemudian hari kehamilan.

Jika Moms mempertimbangkan untuk hamil lagi, bicarakan dengan dokter untuk menghindari kemungkinan buruk yang mungkin terjadi. (*)