Mengembuskan Napas Terakhir di Usia 80 Tahun, Sapardi Djoko Damono Meninggalkan Salah Tiga Karya Sastra Terbaiknya

By Cecilia Ardisty, Minggu, 19 Juli 2020 | 12:53 WIB
Sapardi Djoko Damono dan karya sastra yang ditinggalkannya (instagram.com/damonosapardi/)

Nakita.id - Kabar duka datang dari dunia sastra Tanah Air, sastrawan legendaris Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada Minggu (19/7/2020) pada 09.17 WIB.

Melansir dari Kompas.com, Sapardi Djoko Damono mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan.

Menurut Marketing Communication Manager RS Eka Hospital, Erwin Suyanto, Sapardi Djoko Damono meninggal dunia karena penurunan fungsi organ.

Baca Juga: Bagaimana Cara Membaca Puisi yang Benar? Jawaban Lengkap Belajar dari Rumah TVRI SD Kelas 1-3 Rabu 10 Juni 2020

"Penurunan fungsi organ ya," kata Erwin Suyanto dikutip dari Kompas.com, Minggu (19/7/2020).

Di sisi lain jenazah Sapardi Djoko Damono akan dibawa ke rumah duka di Kompleks Perumahan Dosen UI Ciputat Nomor 113 Jalan Ir H Juanda, Tangerang Selatan.

"Informasi resmi saat ini, jenazah akan diabwa ke Kompleks UI Nomor 113," ujar dosen sekaligus rekan Sapardi Djoko Damono di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Ibnu Wahyudi.

Baca Juga: Bisa Berujung Maut Seperti Komedian Omaswati, Waspadai Gejala Turun Berat Badan Drastis Tanpa Sebab

Semasa hidupnya, Sapardi Djoko Damono melahirkan karya-karya sastra untuk literasi Indonesia.

Melansir dari gramedia.com, Sapardi Djoko Damono telah menerbitkan sejumlah buku puisi, esai, fiksi, bahkan menerjemahkan karya sastra sejak 1969.

Kerja keras Sapardi Djoko Damono untuk literasi Indonesia membuahkan penghargaan Anugerah Buku ASEAN pada 2018 untuk bukunya yang berjudul Hujan Bulan Juni dan Yang Fana Adalah Waktu.

Baca Juga: Soroti Kematian Kasus Pesepeda Meninggal Dunia Secara Tiba-tiba, Coba Kenali Tanda-tanda Melakukan Olahraga Berlebih

Pada 1986, Sapardi Djoko Damono juga meraih Hadiah Sastra ASEAN dari Thailand dan Anugerah Puisi Putra dari Malaysia pada 1983.

Lantas, apa saja karya-karya sastra yang Sapardi Djoko Damono lahirkan untuk literasi Indonesia?

1. Hujan Bulan Juni 

Hujan Bulan Juni

Hujan Bulan Juni adalah salah satu karya terkenal Sapardi Djoko Damono yang berawal dari kumpulan puisi kemudian berkembang menjadi novel trilogi.

Dalam novel Hujan Bulan Juni, Sapardi Djoko Damono menyuguhkan kisah getir nan manis Sarwono dan Pingkan.

Novel ini juga diadaptasi ke dalam layar lebar yang diperankan oleh Adipati Dolken dan Velove Vexia.

2. Yang Fana Adalah Waktu

Yang Fana Adalah Waktu

 

Yang Fana Adalah Waktu adalah seri ketiga dari trilogi Hujan Bulan Juni.

Dalam novel ini menceritakan Sarwono yang ada di Solo dan Pingkan di Kyoto dan mereka berkomunikasi menggunakan surel.

Saat hubungan jarak jauh berlangsung, orang ketiga pun datang.

Baca Juga: Hati Orangtua Mana yang Tak Hancur, Bocah Laki-laki Ini Meninggal Dunia Usai Lakoni Tes Swab untuk Deteksi Covid-19, Kok Bisa?

3. Duka-Mu Abadi

Duka-Mu Abadi

Pada 2017 lalu, bertepatan dengan usianya yang menginjak 77 tahun, Sapardi Djoko Darmono tidak melewatkan kesempatan untuk merayakan dengan menerbitkan tujuh buku.

Salah satunya adalah buku kumpulan puisi Duka-Mu Abadi yang berisi sajak-sajak indah yang membebaskan hati dan menjadikannya sedih.

Buku ini berisi 43 puisi yang ditulis pada 1967 dan 1968.

Selamat jalan Sapardi Djoko Damono, karyamu akan selalu dikenang dan punya tempat tersendiri di hati masyarakat Indonesia.