Sastrawan Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia, Pihak Rumah Sakit Ungkap Penyakit Sang Penyair Hingga Cuitan Bela Sungkawa Trending di Twitter

By Aullia Rachma Puteri, Minggu, 19 Juli 2020 | 14:50 WIB
Sastrawan Senior Indonesia, Sapardi Djoko Damono Tutup Usia (Gramedia.com)

Nakita.id - Kabar duka, Sastrawan Sapardi Djoko Damono meninggal dunia.

Sastrawan legendaris ini sudah menciptakan berbagai karya sastra yang sangat apik.

Pak Sapardi, begitu orang-orang menyebutnya, meninggal dunia pada hari ini (19/07) di Rumah Sakit BSD Eka Hospital.

Rumah Sakit BSD Eka Hospital membenarkan kabar meninggalnya sastrawan Indonesia Sapardi Djoko Damono.

"Betul, beliau sudah berpulang," tutur Marketing Communication Manager RS Eka Hospital Erwin Suyanto dalam pesan teks saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (19/7/2020).

Baca Juga: Bisa Berujung Maut Seperti Komedian Omaswati, Waspadai Gejala Turun Berat Badan Drastis Tanpa Sebab

Erwin menjelaskan, penyebab sastrawan kelahiran 20 Maret 1940 itu meninggal dunia disebabkan oleh penurunan fungsi organ.

"Penurunan fungsi organ ya," kata dia. Erwin mengatakan hanya sedikit yang bisa diinformasikan oleh RS Eka Hospita.

Sastrawan Indonesia Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada Minggu (19/7/2020) pukul 09.17 WIB.

Sapardi menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan.

Kepala Biro Humas dan Kantor Informasi Publik Universitas Indonesia (UI) Amelita Lusia membenarkan kabar meninggalnya Sapardi Djoko Damono.

"Ya, Mas," kata Amel saat dikonfirmasi Kompas.com (19/7/2020).

Berita duka meninggalnya Sapardi juga telah tersebar ke media sosial Twitter.

Warganet mengungkapkan duka mereka hingga Pak Sapardi menjadi trending topic Indonesia Minggu, (19/7/2020).

Hingga pukul 11.13 WIB, sudah ada ada 21.600 cuitan 'Pak Sapardi' di Twitter. Berikut di antaranya:

"Innalillahi wa innailaihi rojiun Semoga Pak Sapardi Djoko Damono mendapat tempat terbaik di sisi Sang Pencipta. Terima kasih untuk semua inspirasi, karya besar dan warisannya bagi dunia sastra bangsa kita. Wajah murung????????," tulis stand-up comedian Ari Kiting melalui akun twitternya @Arie_Kriting.

Baca Juga: Soroti Kematian Kasus Pesepeda Meninggal Dunia Secara Tiba-tiba, Coba Kenali Tanda-tanda Melakukan Olahraga Berlebih

"Hujan air mata di bulan Juli. Selamat jalan Pak Sapardi Djoko Damono," tulis wartawan senior Adib Hidayat di akun @AdibHidayat diikuti foto Sapardi jepretan fotografer Drawis Triadi.

Politikus Budiman Sudjatmiko juga mengungkapkan ucapan duka cita kepergian mantan Dekan FIB UI periode 1995-1999 itu.

"Tak ada hujan di bulan Juni, ada hujan air mata di bulan Juli..sebab itu aku ingin mencintaimu dgn sederhana, dgn kata yg tak sempat diucapkan kisah yg menjadikannya sejarah. Selamat jalan penyair, pak Sapardi Djoko Damono... Inalillahi wa'inailaihi roji'un," tulis Budiman di akun @budimandjatmiko.

Beberapa karya Sapardi Djoko Damono antara lain

Bapak Sapardi Djoko Damono

- Duka-Mu Abadi (1969)

- Mata Pisau (1974)

- Perahu Kertas (1983)

- Sihir Hujan (1984)

- Hujan Bulan Juni (1994)

- Arloji (1998)

- Ayat-ayat Api (2000)

- Mata Jendela (2000)

- Ada Berita Apa Hari Ini, Den Sastro (2003)

- kumpulan cerpen Pengarang Telah Mati (2001)

- kumpulan sajak Kolam (2009).

Baca Juga: Siapa Sangka Bahan Alami Ini Bisa Atasi Penyakit Diabetes Seperti yang Dialami Pelawak Omas

Buku-buku karya Sapardi Djoko Damono yaitu

- Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas (1978)

- Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang (1979)

- Kesusasteraan Indonesia Modern: Beberapa Catatan (1999)

- Novel Jawa 1950-an: Telaah Fungsi, Isi dan Struktur (1996)

- Politik, Ideologi dan Sastra Hibrida (1999)

- Sihir Rendra: Permainan Makna (1999)

- Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan: Sebuah Catatan (2004).

Baca Juga: Omas Dikabarkan Sempat Menderita Diabetes Sebelum Meninggal Dunia, Begini Cara Aman Konsumsi Makanan-Minuman Manis Tapi Terhindar dari Penyakit Mematikan

Sapardi juga menerjemahkan beberapa karya sastra asing ke dalam Bahasa Indonesia.

Seperti Lelaki Tua dan Laut (The Old Man and the Sea karya Hemingway), Puisi Cina Klasik, Puisi Klasik, Shakuntala, Amarah I dan II (The Grapes of Wrath karya John Steinbeck), dan lain-lain.

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sapardi Djoko Damono Meninggal, Alami Penurunan Fungsi Organ")