Tak Hanya Masalah Kesehatan, Pemerintah Juga Dibuat Khawatir Akibat Kasus Eksploitasi Anak Justru Meningkat di Tengah Pandemi Covid-19

By Gabriela Stefani, Selasa, 28 Juli 2020 | 18:30 WIB
Kasus eksploitasi anak di tengah pandemi justru meningkat (Freepik)

Selain itu, perbudakan anak juga termasuk bentuk pekerjaan terburuk anak dalam eksploitasi anak bidang ekonomi.

Nyatanya peristiwa menyedihkan ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga terjadi pada 152 juta anak di dunia.

Irham Ali Saifuddin selaku National Programme Officer di International Labor Organization (ILO) Indonesia menyebutkan sektor pertanian memiliki jumlah terbesar dalam eksploitasi anak.

Baca Juga: Perkawinan Usia Anak Munculkan Banyak Risiko, Menteri PPPA Sosialisasikan Pentingnya Pendidikan Pranikah: 'Pernikahan Bukan Hanya Soal Cinta'

Dilaporkan bahwa 108 juta anak dari 152 juta anak di dunia mengalami eksploitasi di sektor pertanian serta perkebunan.

Irham pun menyebutkan terdapat 6 faktor yang menyebabkan kasus eksploitasi anak meningkat di dunia.

ILO bersamaan dengan UNICEF menyebutkan bahwa pengangguran, kemiskinan, matapencaharian, hutang, pendidikan, migrasi, dan perlindungan sosial menjadi faktor meningkatkan kasus eksploitasi anak.

Melihat kekhawatiran akan ekspolitasi anak, Kementerian PPPA sudah mempersiapkan strategi untuk mencegah adanya pekerja pada anak yang melibatkan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Baca Juga: Menteri PPPA: Pernikahan Harusnya Di Atas Usia 21 Tahun, UU Perkawinan Diubah