Mengenal Sindrom HELLP, Komplikasi Kehamilan Yang Paling Ditakuti Ibu Hamil

By Radita Milati, Minggu, 7 Januari 2018 | 21:21 WIB
Lakukan kontrol sesuai anjuran untuk mencegah komplikasi dalam kehamilan. ()

Nakita.idSindrom HELLP merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang paling ditakuti ibu hamil karena bisa mengancam jiwa ibu bahkan janinnya.

Biasanya terjadi di usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau saat memasuki trimester kedua, bahkan setelah melahirkan.

Sindrom HELLP sendiri ditemukan oleh Dr. Louis Weinstein pada tahun 1982, yang memiliki arti, H (Hemolysis, yaitu hancurnya sel darah merah), EL (Elevated Liver-enzymes, yaitu peningkatan enzim hati), serta LP (Low Platelet –Count, yaitu trombosit rendah).

Angka kematian global pada Ibu hamil karena sindrom HELLP telah mencapai 25% per tahun. Itulah mengapa, sangat penting bagi Ibu hamil untuk menyadari gejalanya dan mendapati penanganan yang tepat.

BACA JUGA: Syukuri Mengalami Morning Sickness. Karena Akan Mendapat Anak Pintar

Sindrom HELLP biasanya dikenal sebagai preeklamsia berat, ditandai dengan tekanan darah tinggi dan naiknya kadar protein dalam urin Ibu hamil.

Angka statistik global menunjukkan, di antara perempuan yang mengalami preeklamsia berat, sekitar 20% akan terkena sindrom HELLP.

Jika Moms menderita HELLP pada kehamilan sebelumnya, ada kemungkinan kuat Moms bisa menderitanya lagi di kehamilan berikutnya.

Sindrom HELLP biasanya berkembang pada trimester ketiga, tapi bisa terjadi lebih awal pada kehamilan atau bahkan setelah bayi lahir.

Gejala HELLP bisa terasa seperti flu pada awalnya. Beberapa ibu hamil yang mengalami sindrom HELLP biasanya juga akan mengalami beberapa gejala.

Gejala-gejala tersebut adalah mual, muntah, rasa sakit setelah makan, mata berkunang-kunang, perdarahan, pembengkakan pada kaki, tangan, dan daerah lainnya. Bila sudah gawat akan ditandai dengan kejang-kejang.

BACA JUGA:Perempuan Aborsi dan Buang Bayi Laki-lakinya di Tong Sampah Pesawat