Kerap Dianggap Masalah, Ternyata Mudah Lupa Ada Manfaatnya Moms!

By Amelia Puteri, Selasa, 16 Januari 2018 | 07:00 WIB
Mudah lupa ternyata ada manfaatnya ()

Nakita.id - Punya ingatan yang kuat bisa menjadi keunggulan tersendiri.

Bagaimana tidak? Mereka yang punya ingatan tajam mampu menghafal berbagai rumus, cerita, pengetahuan umum, dan hal ini membuat orang lain kagum.

Di sisi lain, orang-orang pelupa dianggap kurang memperhatikan, punya ingatan yang buruk sehingga cenderung diberi stigma negatif.

BACA JUGA Moms, Ini Caranya Mengenali Tanda-Tanda Bayi Kedinginan!

Padahal, ingatan manusia sendiri punya kapasitas sehingga tak mungkin seseorang bisa menghafal begitu banyak hal.

Namun, siapa sangka mereka yang mudah lupa ternyata punya keuntungannya sendiri?

Dilansir dari penelitian oleh PMC, disebutkan bahwa dengan melupakan adalah proses menyeleksi hal-hal yang perlu diingat sehingga dapat lebih fokus.

BACA JUGA Catat Moms, 3 Hal Inilah Yang Menjadi Penyebab Bayi Sungsang

Hal ini juga dapat mempermudah macam-macam informasi yang telah diingat agar lebih mudah terserap dan diolah.

Mereka yang mudah lupa juga dapat membantu seseorang untuk beradaptasi dengan situasi baru.

Seperti hasil riset oleh Science Daily, melupakan dapat membantu seseorang beradaptasi dengan situasi baru.

Karena ilmu-ilmu yang tak relevan atau jarang digunakan akan dibuang oleh otak, sehingga meninggalkan ruang kosong yang kemudian dapat diisi oleh informasi baru.

BACA JUGA 4 GPS Tracker Untuk Pantau Lokasi Bermain Buah Hati, Bikin Hati Tenang

Dengan mengingat sedikit informasi juga dapat menjadikan seseorang untuk lebih berpikir kreatif.

Kegiatan melupakan juga bisa menyembuhkan seseorang dari trauma dan mencegah depresi akut.

Dikutip dari tirto.id, mereka yang berjuang keras melupakan kata-kata cenderung menunjukkan gejala depresi.

BACA JUGA Begini Moms Cara Tepat Usir Kutu Rambut Anak

Mereka juga cenderung suka merenungi masa lalu dan sering terlintas pikiran-pikiran tak diinginkan dalam kepalanya.

Bagi Marianne Janack, seorang profesor dan ketua departemen Filsafat di Hamilton College, New York, karena kehidupan tak melulu tentang kebahagiaan, terkadang manusia ingin melupakan hal buruk yang terjadi dalam proses mencari kebahagiaan.