'Toxic Positivity' Perlu Diwaspadai! Jebakan Pikiran Positif yang Akan Berakibat Buruk bagi Mental Kita

By Ine Yulita Sari, Minggu, 25 Oktober 2020 | 17:00 WIB
Jebakan Pikiran Positif yang Akan Berakibat Buruk bagi Mental Kita (Freepik.com)

Nakita.id - Tahun 2020 mungkin menjadi tahun yang cukup berat bagi sebagian besar orang.

Berbagai masalah kehidupan disertai pandemi Covid-19 yang berdampak pada berbagai bidang, telah menimbulkan stres dan kecemasan.

Baca Juga: 5 Manfaat Menjalani Kehamilan dengan Bahagia, Salah Satunya Menjaga Pola Makan

Mungkin kita berusaha untuk memotivasi diri dengan pikiran positif, namun harus diwaspadai bahwa tidak semua upaya melihat sisi baik itu berdampak baik.

 

Untuk meredakan kecemasan dan stres, mungkin kita berusaha memotivasi diri dengan pikiran positif.

Baca Juga: 4 Tips Melatih Pikiran Positif Untuk Menjaga Kesehatan Mental!

Namun, tidak semua upaya melihat sisi baik kehidupan itu berdampak baik.

Tak jarang, kata-kata penyemangat itu malah menjadi  toxic positivity

Secara umum, toxic positivity adalah ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan perilaku menjaga optimisme, harapan, dan suasana yang baik, meski berada dalam situasi negatif atau stres.

Kalimat seperti, "Semua akan baik-baik saja! atau "Lihat sisi baiknya!" yang disampaikan kepada seseorang yang sedang terpuruk atau tertekan merupakan contohnya.

Baca Juga: Cara Mengagumkan Dilakukan oleh Wanita Ini agar Penderita Kanker Payudara Tetap Semangat dan Optimis

Toxic positivity justru dapat menimbulkan dampak emosional.

Sebab, kita dipaksa untuk tetap cerah di dalam masa-masa yang penuh tekanan tanpa bisa mencurahkan apa yang dirasakan.

Baca Juga: Tak Ingin Kesehatan Mental Anaknya Terganggu karena Dirinya Suka Gonta-ganti Pacar, Nikita Mirzani: 'Jarang Aku Kenalin'

Bahkan, toxic positivity dapat merusak persahabatan jika kita tidak membiarkan orang lain hanya mengungkapkan hal-hal positif yang sebenarnya tidak sesuai dengan realitas sosial.

Maka dari itu, keseimbangan di dalam hidup adalah kuncinya.

Kita boleh saja mengekspresikan kepositifan dengan cara yang produktif ketika itu benar-benar penting, tetapi kita juga perlu membiarkan diri untuk mengeluh atau mengeluarkan unek-unek tanpa berlebihan.

Nah, berikut ini ada beberapa cara agar kita dapat menggunakan pikiran yang positif dengan tepat seperti yang dilansir dari Women's Health.

1. Menjadi agen perubahan

Ada kalanya kita merasa jengah dengan orang-orang yang memanipulasi rasa positif di dalam dirinya.

Inilah kesempatan kita menjadi agen perubahan untuk mengungkapkan gagasan bahwa tidak semua orang harus memiliki hari-hari yang baik karena itu siklus kehidupan.

Baca Juga: Banyak Makan Asam Garam Selama Berumah Tangga dengan Muzdalifah, Fadel Islami Beri Peringatan Keras Jangan Sampai Orang Lain Gegabah Ikuti Jejaknya Nikahi Wanita yang Lebih Tua

Memang, hal ini membutuhkan usaha yang lebih, tapi itu bisa membuat orang-orang jadi lebih kritis dan dapat memahami kondisi mereka.

2. Selalu bersyukur

Mulai dan akhiri percakapan dengan hal-hal yang memberi semangat.

Ibarat sandwich, sikap positif seperti roti dan segala keluhan merupakan bagian isinya. 

Biasakan diri untuk memulai dan mengakhiri setiap harinya dengan bersyukur.

Intinya, mempraktikkan rasa syukur tanpa harus menyingkirkan segala perasaan yang dialami, karena menekan emosi sebenarnya akan membuat kita merasa lebih buruk lagi.

Baca Juga: Anda dan Pasangan Memutuskan untuk Ikut Program Bayi Tabung? Inilah Kisaran Biaya yang Harus Dibayarkan, Harganya Bikin Melongo!

3. Curhat dan meminta nasihat

Keretakan berkembang dalam hubungan ketika kita terus-menerus melampiaskan kemarahan pada orang lain.

Sebaiknya, kita meluapkannya dengan cara yang berbeda, yakni curhat dan meminta nasihat kepada orang yang dituju.

Setiap orang pasti akan mendengarkan apa yang kita rasakan ketika mereka dianggap sebagai pendengar yang baik, bukan pelampiasan amarah.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Toxic Positivity", Pikiran Positif yang Berakibat Buruk bagi Mental"