Perempuan Rawan Terjangkit Usus Buntu! Ini Alasannya

By Amelia Puteri, Kamis, 18 Januari 2018 | 19:03 WIB
()

 

Nakita.id - Moms pasti telah mengetahui bahwa di dalam tubuh terdapat sebuah organ kecil bernama usus buntu.

Sering, organ ini membawa pemiliknya ke unit gawat darurat (UGD) rumah sakit.

Meski demikian, jarang ada yang tahu apa itu usus buntu dan manfaat sebenarnya.

Berikut fakta menarik dan bermanfaat tentang usus buntu.

Mungkin tidak sia-sia.

BACA JUGA Wow! Siap Konser di Jakarta, Celine Dion Ajukan 40 Lembar Daftar Permintaan

Secara historis, usus buntu dianggap sebagai organ yang sia-sia, murni "sisa" dari proses evolusi.

Tapi akhir-akhir ini, para dokter mulai bertanya-tanya apakah mungkin sebenarnya usus memiliki manfaat.

"Baru-baru ini, beberapa bukti baru menunjukkan bahwa usus buntu mungkin memainkan peran dalam meningkatkan jumlah bakteri baik dalam tubuh," kata Niket Sonpal, MD, asisten profesor klinis di Touro College of Medicine di New York.

BACA JUGA Mengejutkan! Banyak Dicibir, Laki-laki ini Operasi Plastik Hingga 30 Kali

Meski demikian, jika Moms memilih untuk menghilangkannya, itu tidak apa-apa.

Jika usus buntu meradang atau bermasalah dan tidak diobati, dapat menyebabkan masalah yang fatal.

Sampai sekarang ini, belum ada cara nyata untuk memastikan Moms tidak akan pernah memiliki masalah usus buntu.

Namun, ada hal-hal yang dapat Moms lakukan untuk menurunkan risiko komplikasi.

Menurut University of Maryland Medical Center, makan buah-buahan dan sayuran atau pola kaya serat dapat membantu mencegah peradangan.

Usus buntu berbentuk semacam tabung kecil yang ketika salah satu ujungnya tersumbat.

Ini bisa terjadi jika BAB Moms tidak lancar sehingga feses menyumbat ujung usus buntu, kata Sonpal.

BACA JUGA Tampan dan Berbakat, Pesona Anak Mendiang Ustaz Jefri, Abidzar Curi Perhatian

Itu sebabnya untuk menjaga sistem pencernaan agar tetap sehat, Moms disarankan menerapkan pola makan tinggi serat.

Usus buntu berada di kuadran kanan bawah perut, tapi tanda-tanda masalahnya tidak selalu berada di area itu.

"Tanda pertama masalah usus buntu sebenarnya adalah sakit di sekitar pusar," kata Sonpal. "Rasa sakit itu akan bermigrasi ke sisi kanan perut."

BACA JUGA Keren! Atraksi Sekala, Putra Ayudia Bing Slamet, Saat Sedang Main Drum

Tidak mudah untuk membedakan antara rasa sakit yang terkait dengan usus buntu dengan rasa sakit yang terkait dengan haid.

Jika Moms biasanya tidak mengalami rasa sakit di waktu-waktu tersebut dalam bulan itu atau rasa nyeri terasa seperti bergerak atau berpindah, sebaiknya periksakan diri ke dokter.

Menurut penelitian yang dimuat dalam American Journal of Epidemiology, risiko mengalami masalah usus buntu, akan sedikit berkurang bagi para wanita.

"Tidak jelas alasannya mengapa demikian," kata Sonpal. "Tapi itu mungkin karena wanita cenderung mengasup lebih banyak serat."

Masalah perut adalah alasan paling umum yang menyebabkan orang masuk UGD, menurut penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of General Medicine. Dan penyebab yang paling umum dari semua jenis sakit perut adalah usus buntu.

Terlepas dari kenyataan bahwa usus buntu adalah masalah umum yang terjadi di UGD, tapi makin lama jumlah kasusnya makin sedikit. Menurut Sonpal, penurunan ini kemungkinan besar karena peningkatan asupan serat di masyarakat.

BACA JUGA Ini Cara Tepat Memotong Kuku Kaki, Kalau Salah Kuku Bisa Tumbuh ke Dalam!

Jika tiba di UGD tepat waktu, dokter bisa mengangkat usus buntu dengan metode laparoskopi-alias tidak ada sayatan besar dan tidak ada bekas luka. Bahkan, seluruh prosedur hanya memakan waktu sekitar delapan menit, menurut Sonpal.

Kecuali usus buntunya pecah.

"Jika usus buntu pecah maka kondisi akan berubah menjadi lebih rumit dan berbahaya," kata Sonpal. Bila meradang, usus buntu akan mulai membengkak.

"Ini seperti jerawat di perut," kata Sonpal. Jika itu terjadi, usus buntu akan bisa pecah dan semua kotoran atau bakteri akan keluar.

BACA JUGA Miris! Anak dengan Gizi Buruk Meninggal Dunia, Ayahnya Pergi Begitu Saja

Dokter harus membuka perut, membersihkannya, dan memperbaiki organ lain yang berpotensi rusak karena tumpahan kotoran atau bakteri.

Kerusakan ini berpotensi menyebabkan luka jangka panjang dan jaringan parut.