Yuk, Konsultasikan Program Keluarga Berencana Lewat Telemedicine

By Nana Triana, Kamis, 3 Desember 2020 | 20:05 WIB
Ilustrasi dokter (Shutterstock)

Nakita.id - Menjalani aktivitas di masa pandemi Covid-19, ada sejumlah cara dan kebiasaan baru yang harus diterapkan masyarakat demi mencegah penularan virus corona.

Salah satunya, dengan menerapkan protokol kesehatan saat hendak dan setelah bepergian, hal ini dilakukan demi menjaga diri dan keluarga dari paparan virus corona.

Tidak hanya itu, meskipun beberapa fasilitas publik telah kembali beroperasi tetapi disertai sejumlah batasan yang wajib diikuti, misalnya jumlah kapasitas pengunjung yang dibatasi hanya 50 persennya saja.

Begitu pun dengan fasilitas kesehatan, pemerintah Indonesia telah menganjurkan masyarakat untuk beralih menggunakan telemedicine saat membutuhkan pelayanan kesehatan. Sehingga pelayanan kesehatan dilakukan secara daring dari rumah.

Baca Juga: Seolah Korbankan Hubungan Harmonis dengan Darah Dagingnya Sendiri, Kalina Ocktaranny Ternyata Buat Perjanjian Ini Demi Cinta Vicky Prasetyo

Kehadiran telemedicine bisa menjadi jawaban untuk kemudahan mengakses pelayanan kesehatan di tengah pandemi seperti sekarang ini. Mengutip dari laman Sehatq.com, telemedicine ialah suatu teknologi yang memungkinkan pasien berkonsultasi dengan dokter secara privat, tanpa harus bertatap muka secara langsung.

Konsultasi tersebut akan membantu pasien mendapatkan informasi mengenai dugaan diagnosis, perawatan, atau penanganan pertama pada penyakit maupun kasus cedera, hingga tips dalam meningkatkan kesehatan tubuh.

Di beberapa negara dunia, penggunaan teknologi telemedicine sudah dilakukan sejak lama. Namun di Indonesia, teknologi ini baru mulai umum digunakan sejak beberapa tahun terakhir.

Dengan berubahnya pola kehidupan manusia, banyak sektor harus mencoba mengikutinya, termasuk sektor kesehatan. Bahkan, organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO), telah memiliki divisi khusus yang berkaitan dengan bidang kesehatan digital.

Baca Juga: Anti Mahal dan Ribet, Begini 8 Cara Alami Mengobati Diabetes yang Bisa Dilakukan di Rumah

Telemedicine merupakan salah satu hasil utama dari perkembangan sektor kesehatan di bidang digital. Menurut WHO, telemedicine bertujuan sebagai pendukung perawatan secara klinis serta dapat menjadi solusi dari masalah jarak dan geografis, karena pasien dan dokter tidak perlu ada di satu tempat yang sama secara bersamaan

Di Indonesia sendiri, penggunaan telemedicine dianggap bisa mengatasi sejumlah tantangan dalam pemerataan akses kesehatan, seperti persebaran tenaga kesehatan yang belum merata, masalah geografis, dan masih kurangnya fasilitas kesehatan di beberapa area tertentu.

Contoh penggunaan telemedicine yang tengah marak berlangsung di Indonesia adalah fitur chat langsung dengan dokter yang bisa dilakukan melalui aplikasi.

Dengan fitur tersebut, pengguna bisa dengan bebas berdiskusi langsung dengan dokter, kapanpun dan di mana pun berada. Lalu bagaimana dengan pelayanan kesehatan reproduktif dan pelayanan keluarga berencana, bisakah melalui telemedicine?

Baca Juga: Baru juga Icipi Bakal Punya Mantu Baru, Anaknya dan Adit Jayusman Sudah Diramalkan Akan Gagal Menikah, Ayah Ayu Ting Ting: ‘Lihat Aja Nanti Buktinya ke Depan!’

Di Indonesia sendiri telemedicine bisa dilakukan oleh rumah sakit atau klinik yang memiliki fasilitas untuk menyediakan jasa telemedicine melalui sebuah platform digital dengan memiliki ijin dari kementerian kesehatan sebagai Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes).

Sebagaimana peraturan Kementerian Kesehatan menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 20 Tahun 2019 sebagai upaya untuk mewujudkan pelayanan telemedicine yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif serta mengutamakan kepentingan serta keselamatan pasien.

Pelayanan telemedicine dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang memiliki surat izin praktik di fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes) penyelenggara yang terdiri atas pelayanan teleradiologi, tele elektrokardiografi, tele ultrasonografi, telekonsultasi klinis, dan pelayanan konsultasi telemedicine lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Konsultasi program KB

Rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang memungkinkan kita berinteraksi dalam kerumunan memang sebaiknya dihindari. Pasalnya, selama pandemi Covid-19 berlangsung, fasilitas kesehatan banyak melayani pasien yang mengalami gejala infeksi virus corona atau SARS-CoV-2.

Baca Juga: Posisinya Digeser Adit Jayusman, Didi Riyadi Bongkar Isi Hatinya Tak Terduga untuk Ayu Ting Ting yang Akan Naik Pelaminanr

Mengingat virus ini memiliki tingkat penyebaran yang sangat cepat dan belum ditemukan obatnya, maka masyarakat diimbau untuk tidak mengunjungi fasilitas kesehatan hingga pandemi dinyatakan aman.

Untuk itu, kita bisa memanfaatkan telemedicine untuk berkonsultasi, diagnosis, hingga tindakan medis dengan dokter atau tenaga kesehatan profesional.

Berkonsultasi via layanan kesehatan secara online dapat membantu kita dalam pengambilan keputusan untuk menunda berapa lama akan menunda kehamilan atau mengatur jarak usia anak dengan memanfaatkan program KB.

Memilih alat kontrasepsi

Memilih alat kontrasepsi bukan perkara mudah, banyak pertimbangan yang harus disesuaikan dengan kondisi tubuh. Sebab, kontrasepsi memiliki fungsi dan efek samping yang berbeda-beda, sehingga membuat kebingungan dan kekhawatiran tersendiri.

Baca Juga: Pantas Saja Jadi Andalan Banyak Orang di Saat Sakit, Ternyata Ini Manfaat Kunyit dan Jahe yang Luar Biasa untuk Tubuh

Untuk itu dengan mengonsultasikannya dengan dokter atau tenaga kesehatan, kita akan banyak mendapatkan informasi seputar alat kontrasepsi baik fungsi maupun efek samping yang akan terjadi pada tubuh, sehingga pada akhirnya Anda bisa menentukan alat kontrasepsi yang tepat untuk kita.

Di tengah pandemi seperti sekarang, penggunaan pil KB sangat direkomendasikan dibandingkan penggunaan alat kontrasepsi spiral dan implan yang membutuhkan tindakan dokter dengan memasukan alat pada tubuh. Selain itu, kitapun setidaknya memerlukan beberapa kali kunjungan dalam satu tahun.

Hal ini tentunya membuat kita akan sering bersentuhan langsung tenaga medis ini dan sangat rentan tertular dari paparan virus corona. Sementara itu, penggunaan pil KB relatif aman dan penggunaanya pun cukup mudah.

Disamping hanya perlu dikonsumsi rutin, pil KB juga memiliki kelebihan yang cukup unggul dibanding kontrasepsi lainnya. Menurut laman web kesehatan SingleCare, pil KB terbukti 99 persen ampuh untuk mencegah kehamilan, begitupun dengan risiko infeksi pada tubuh yang cenderung lebih rendah.

Baca Juga: Pantas Saja Jadi Andalan Banyak Orang di Saat Sakit, Ternyata Ini Manfaat Kunyit dan Jahe yang Luar Biasa untuk Tubuh

Memilih pil KB juga dianggap lebih murah, mengingat biaya pemasangan IUD dan implan tetap memerlukan kontrol rutin yang tak sedikit biayanya. Sehingga pil KB lebih direkomendasikan guna mencegah kehamilan dan lebih aman bagi kesehatan serta terhindar dari virus corona. (*)