Mengenal Diare, Masalah Kesehatan yang Sering Dialami Bayi dan Penyebabnya

By Cecilia Ardisty, Kamis, 28 Januari 2021 | 07:00 WIB
Mengenal diare, masalah kesehatan pada bayi (freepik)

Nakita.id - Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada bayi yang membuat khawatir Moms dan Dads.

Namun tak perlu khawatir, jika Moms dan Dads sudah mengenali diare pada bayi akan lebih tenang.

Melalui liputan khusus ini, Nakita.id telah mewawancarai dokter spesialis anak untuk menjawab keresahan Moms dan Dads seputar diare.

Baca Juga: Diare dan Sembelit Pada Bayi MPASI: Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya, Ada Rekomendasi Makanannya Juga

Definisi Diare

Mungkin Moms dan Dads pernah mengalami bayi diare namun tidak tahu tindakan yang harus dilakukan.

Oleh karena itu, Moms dan Dads perlu mengenali diare, masalah kesehatan yang sering dialami bayi ini.

Dr. dr. Muzal Kadim, Sp.A (K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastroenterologi Hepatologi yang berpraktik di Rumah Sakit Pondok Indah - Pondok Indah diwawancarai Nakita.id pada Kamis (21/1/2021), menjelaskan masalah kesehatan ini.

Baca Juga: Bukan Jadi Sehat Kelebihan Konsumsi Vitamin B12 Bawa Berbagai Penyakit, Orang dengan Kondisi Ini Juga Harus Hindari

Dr. dr. Muzal Kadim, Sp.A (K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastroenterologi Hepatologi Rumah Sakit Pondok Indah - Pondok Indah

Dokter Muzal mengatakan mendeteksi bayi terkena diare dari bentuk, frekuensi, dan konsistensi buang air besarnya.

"Yang disebut diare itu kalau (buang air besar) lebih dari 3 kali per hari. Tapi jangan dilihat frekuensi saja, konsistensi juga penting.

Kalau (buang air besar) lebih dari 3 kali dan cair dari biasanya, kalau tadinya seperti odol, kemudian berubah menjadi bubur atau cair itu disebut diare," jelas dokter Muzal.

Baca Juga: Satu Rempah Berjuta Manfaat, Cukup Pakai Thyme Rambut Bakal Tumbuh Lebat, Diare hingga Bau Mulut pun Bisa Dilibas

dr. Reza Abdussalam, Sp.A, Dokter Spesialis Anak yang berpraktik di RSIA Brawijaya Antasari

Sementara, saat diwawancarai Nakita.id pada Sabtu (23/1/2021), dr. Reza Abdussalam, Sp.A, Dokter Spesialis Anak yang berpraktik di RSIA Brawijaya Antasari menjelaskan tentang diare pada bayi.

"Diare adalah perubahan konstitensi feses yang banyakan air dari pada ampas dengan frekuensi antara 3 kali per 24 jam.

Kalau diare akut kita sebut diare ini kurang dari 7 hari. Sedangkan kronik, adalah kalau dia durasi diarenya lebih dari 7 hari," papar dokter Reza.

Baca Juga: Tak Perlu yang Mahal! Berikut Obat Diare Alami Untuk Ibu Hamil yang Mudah Didapatkan

Di sisi lain, saat diwawancarai pada Jumat (22/1/2021), dr. Imelda Pingkan M, Sp.A, Dokter Anak yang berpraktik di Columbia Asia Hospital Pulomas, juga menjelaskan definisi diare.

"Diare adalah buang air besar yang frekuensinya lebih sering dan konsistensi tinjanya lebih encer dari biasanya.

Tubuh biasanya dalam keadaan diare akan kehilangan cairan dan elektrolit secara cepat.

Usus juga kehilangan kemampuan untuk menyerap air dan elektrolit dan biasanya bayi dan anak yang lebih kecil lebih mudah mengalami dehidrasi," ucap dokter Pingkan.

Baca Juga: Bolehkah Makan Pisang Sebelum Berolahraga? Yuk Cari Tahu Faktanya Di Sini

dr. Imelda Pingkan M, Sp. A, Dokter Anak yang berpraktik di Columbia Asia Hospital Pulomas

Penyebab diare

Dokter Muzal mengatakan biasanya yang menyebabkan bayi terkena diare karena rotavirus.

"Penularannya lewat mulut, tangan yang barangkali terkontaminasi dengan feses yang mengandung rotavirus mungkin dari saudaranya atau kakaknya yang diare, kemudian tangan bayi masuk ke mulutnya, atau botol susu, tangan ibunya kalau menyuapi," jelasnya.

Sementara, dokter Reza mengatakan tidak hanya rotavirus, bakteri dan alergi juga menyebabkan bayi terkena diare.

Baca Juga: Jangan Panik dan Asal Minum! Berikut Obat Diare Untuk Ibu Hamil yang Aman dan Alami

Dokter Pingkan juga mengatakan hal yang sama infeksi yang paling menyebabkan diare adalah virus, bakteri, dan parasit.

"Namun penyebab utama diare pada bayi adalah virus dari rotavirus. Dia adalah penyebab utama 60-70% diare infeksi pada bayi dan anak.

Sedangkan 10-20%nya adalah bakteri dan kurang dari 10% adalah parasit," paparnya.