Hasil Penelitian: Rutin Makan Jamur Cegah Penuaan Dini

By Soesanti Harini Hartono, Sabtu, 27 Januari 2018 | 20:15 WIB
Jamur banyak mengandung ergothioneine dan glutathione tingkat tinggi, keduanya merupakan zat antioksidan penting. ()

Menariknya, ada bukti bahwa dengan memasak jamur secara signifikan mengubah komposisi antioksidan mereka.

Jamur dapat diolah menjadi berbagai makanan lezat contohnya tumis jamur merang dengan brokoli.

 BACA JUGA: Video Pembuatan Makanan Minuman Palsu. Buah-Buahan pun Dipalsukan

Penelitian ke depan dapat berfokus pada kemampuan ergothioneine dan glutathione untuk membantu mencegah penyakit neurodegeneratif, seperti Parkinson dan Alzheimer, kata Beelman.

"Ini merupakan studi awal, tapi kita bisa melihat bahwa negara-negara yang memiliki lebih banyak ergothioneine dalam makanan mereka, seperti Prancis dan Italia, juga memiliki angka kejadian penyakit neurodegeneratif yang lebih rendah,

sementara orang-orang di negara-negara seperti Amerika Serikat, yang memiliki jumlah ergothioneine rendah dalam makanan, memiliki probabilitas penyakit yang lebih tinggi seperti penyakit Parkinson dan Alzheimer."

Perbedaan antara negara-negara dengan tingkat penyakit neurodegeneratif yang rendah adalah sekitar 3mg per hari, yaitu sekitar lima jamur kancing setiap hari.

BACA JUGA: Astaga! Kulit Anak ini Seperti Terbakar Setelah Menggunakan Popok

Sementara di Indonesia, berdasarkan data dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ada enam jenis jamur pangan yang bisa dan boleh dikonsumsi di Indonesia, mereka adalah jamur merang, jamur kuping, jamur kancing, jamur tiram, jamur shitake, dan jamur lingchi.

Jamur-jamur yang dibudidayakan di Indonesia terbukti memiliki kandungan gizi tinggi, mencapai 19-35 kandungan protein lebih tinggi ketimbang beras (7,38%) dan gandum (13,2%).

Jamur mengandung zat yang mampu menangkal radikal bebas sehingga bila dikonsumsi secara tepat dapat menjaga daya tahan tubuh. (*)