Khawatir Pandemi Membuat Anak Tidak Berkembang? Begini Cara Mengembangkan Potensi Anak dari Nutrisi hingga Psikososialnya

By Cecilia Ardisty, Rabu, 3 Maret 2021 | 11:01 WIB
Mengembangkan Potensi Anak dari Nutrisi hingga Psikososialnya (freepik)

Prof Tjhin mengatakan setiap bagian otak memiliki peran yang berbeda-beda, otak bagian depan (lobus frontal) merupakan pusat dari fungsi kognitif dan eksekutif.

Sementara ke arah bawah ada sistem emosi yang mengatur emosi dan kemampuan sosial kita mengatur agar Si Kecil termasuk kita juga mampu melakukan interaksi dan bersosialisasi yang baik karena bisa memahami apa yang terjadi di sekitarnya.

"Untuk mendapat konektivitas otak yang baik, perkembangan otak perlu dirangsang. Tak hanya dirangsang tapi perlu juga dijaga dan perlu dipertahankan dari waktu ke waktu.

Untuk itu terutama buat buah hati kita, kita perlu memberikan brain food yang tepat buat mereka. Brain food yang baik mencakup kebutuhan biologis dan psikososialnya.

Kebutuhan biologis yaitu nutrisi seimbang dan kita perlu merangsang otak dengan memberikan stimulasi psikososial. Penting juga kita menciptakan perasaan aman untuk buah hati agar mau bereksplorasi," jelas Prof Tjhin. 

Baca Juga: Bosan dengan Kegiatan #FamilyQuality yang Itu-itu Saja? Coba Ajak Si Kecil Bermain dengan Suara, Manfaatnya Sungguh Luar Biasa!

Ilustrasi orangtua dan anak bermain di alam bebas.

Prof Tjhin mengatakan Moms harus tahu anak memiliki kemampuan dan kelemahan sehingga dapat memberikan yang terbaik sesuai kemampuan sehingga buah hati bisa merespon dengan baik.

"Perasaan bangga pada anak juga penting karena Bunda yang bangga Bunda yang tahu dan memahami benar kebutuhan buah hatinya. Oleh karena itu membuat buah hati menjadi rileks," ujar Prof Tjhin.

"Oleh karena itu Bunda yang bangga dan terus mau belajar untuk memahami dan memberikan kebutuhan baik fisik maupun psikososial buah hati membuat plastisitas otak buah hati terus berkembang optimal.

Sehingga buah hati lama kelamaan terus termotivasi untuk menjawab tantangan dari luar atau dari diri sendiri, percaya diri untuk mampu mengontrol emosi, percaya diri untuk tampil, percaya diri untuk bangga akan dirinya sendiri.

Dan paling penting bisa berempati yaitu memahami apa yang terjadi di sekitar, mampu merasakan apa yang dirasakan teman-temannya sehingga mereka cenderung menjadi anak yang mau berpikir kritis," jelasnya.