Khawatir Pandemi Membuat Anak Tidak Berkembang? Begini Cara Mengembangkan Potensi Anak dari Nutrisi hingga Psikososialnya

By Cecilia Ardisty, Rabu, 3 Maret 2021 | 11:01 WIB
Mengembangkan Potensi Anak dari Nutrisi hingga Psikososialnya (freepik)

Nakita.id - Bagi orangtua yang baru memiliki anak pasti khawatir dengan perkembangan dan pertumbuhan buah hati saat pandemi Covid-19.

Tetapi tenang Moms, Prof. Dr. dr. Soedjatmiko Sp.A (K), M.Si., Konsultan Tumbuh Kembang Anak & Magister Psikologi Perkembangan, melalui Konferensi Pers Daring: Gerakan 1 Juta Bunda Bangga bersama NESTLE DANCOW Nutritrods, pada Selasa (2/3/2021), memberitahu cara mengembangkan potensi anak usia toddler dan prasekolah.

"Pada masa pandemi ini banyak bunda khawatir toddler tidak bisa bermain atau sekolah dan khawatir perkembangan dan pertumbuhannya tidak optimal," pungkas Prof Miko.

Prof Miko mengatakan ada tiga poin untuk mengembangkan potensi anak usia toddler dan prasekolah yaitu nutrisi, stimulasi, dan proteksi.

Baca Juga: Stop Anggap Tabu! Inilah Risikonya Kalau Orangtua Tidak Memberikan Pendidikan Seksual Kepada Anak

"Nutrisi adalah makanan yang bergizi terutama untuk anak usia toddler dan prasekolah, lauk yang mengandung protein harus lebih banyak.

Misalnya telur, ayam, dan ikan, ditambah dengan protein dari tumbuh-tumbuhan yaitu tempe atau tahu," jelas Prof Miko.

Prof Miko mengatakan makanan tinggi protein membantu struktur otak dan tubuh Si Kecil.

Tetapi tidak cukup nutrisi harus ditambah dengan stimulasi, karena stimulasi akan merangsang fungsi otak dan tubuh.

Tak hanya itu, otak dan tubuh anak usia toddler dan prasekolah harus dilindungi dari berbagai penyakit maupun kekerasan yaitu dengan imunisasi dan cinta dari Moms.

"Dengan cara itu kita mengharapkan anak usia toddler dan prasekolah akan menjadi anak yang sehat, kuat, cerdas, percaya diri, kreatif, dan inovatif bahkan berperilaku baik sehingga suatu saat mereka jadi cerdas," kata Prof Miko.

Sementara Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc., Pakar Gizi Medik, menjelaskan nutrisi perlindungan adalah fondasi tumbuh kembang optimal.

"Dunia anak adalah dunia bermain. Dengan bermain maka menunjukkan bahwa tumbuh kembangnya optimal sehingga anak bisa leluasa melakukan kegiatan eksplorasinya.

Selain dipicu dengan stimulasi agar anak dapat aktif bereksplorasi maka dibutuhkan nutrisi spesifik untuk dapat mendukung tumbuh kembangnya," kata Prof Wati.

Baca Juga: Jangan Langsung Anggap Tabu! Membicarakan Seksualitas Kepada Anak Ternyata Segini Pentingnya

Ilustrasi ibu dan anak bermain di rumah

Untuk pertumbuhan fisik dibutuhkan nutrisi spesifik misal protein dan kalsium sementara untuk perkembangan otak dibutuhkan nutrisi spesifik seperti minyak ikan sebagai sumber BHA, asam lemak omega 3, dan asam lemak omega 6 sehingga dapat mendukung fungsi belajar anak.

Namun anak juga membutuhkan perlindungan baik dari pengasuh terutama orangtua maupun perlindungan di dalam tubuh berupa sistem kekebalan tubuh yang alami dan adaptif.

Sistem kekebalan tubuh tersebut membutuhkan nutrisi spesifik yaitu zat besi, vitamin C, D, mineral, seng, probiotik, lactobasillus rhamnosus, dan serat pangan.

Prof. Dr. dr. Tjhin Wiguna, Sp.KJ (K), Psikiater Anak menjelaskan mengembangkan perkembangan kognitif anak.

"Bunda pasti bangga dan bahagia jika buah hati tidak hanya pandai namun juga cerdas secara emosi dan sosial sehingga selalu siap untuk menjawab tantangan dari sekitar," kata Prof Tjhin.

Prof Tjhin mengatakan setiap bagian otak memiliki peran yang berbeda-beda, otak bagian depan (lobus frontal) merupakan pusat dari fungsi kognitif dan eksekutif.

Sementara ke arah bawah ada sistem emosi yang mengatur emosi dan kemampuan sosial kita mengatur agar Si Kecil termasuk kita juga mampu melakukan interaksi dan bersosialisasi yang baik karena bisa memahami apa yang terjadi di sekitarnya.

"Untuk mendapat konektivitas otak yang baik, perkembangan otak perlu dirangsang. Tak hanya dirangsang tapi perlu juga dijaga dan perlu dipertahankan dari waktu ke waktu.

Untuk itu terutama buat buah hati kita, kita perlu memberikan brain food yang tepat buat mereka. Brain food yang baik mencakup kebutuhan biologis dan psikososialnya.

Kebutuhan biologis yaitu nutrisi seimbang dan kita perlu merangsang otak dengan memberikan stimulasi psikososial. Penting juga kita menciptakan perasaan aman untuk buah hati agar mau bereksplorasi," jelas Prof Tjhin. 

Baca Juga: Bosan dengan Kegiatan #FamilyQuality yang Itu-itu Saja? Coba Ajak Si Kecil Bermain dengan Suara, Manfaatnya Sungguh Luar Biasa!

Ilustrasi orangtua dan anak bermain di alam bebas.

Prof Tjhin mengatakan Moms harus tahu anak memiliki kemampuan dan kelemahan sehingga dapat memberikan yang terbaik sesuai kemampuan sehingga buah hati bisa merespon dengan baik.

"Perasaan bangga pada anak juga penting karena Bunda yang bangga Bunda yang tahu dan memahami benar kebutuhan buah hatinya. Oleh karena itu membuat buah hati menjadi rileks," ujar Prof Tjhin.

"Oleh karena itu Bunda yang bangga dan terus mau belajar untuk memahami dan memberikan kebutuhan baik fisik maupun psikososial buah hati membuat plastisitas otak buah hati terus berkembang optimal.

Sehingga buah hati lama kelamaan terus termotivasi untuk menjawab tantangan dari luar atau dari diri sendiri, percaya diri untuk mampu mengontrol emosi, percaya diri untuk tampil, percaya diri untuk bangga akan dirinya sendiri.

Dan paling penting bisa berempati yaitu memahami apa yang terjadi di sekitar, mampu merasakan apa yang dirasakan teman-temannya sehingga mereka cenderung menjadi anak yang mau berpikir kritis," jelasnya.