Tak Ada Masalah Kesuburan Tapi Susah Hamil? Mungkin Ini Penyebabnya

By Gisela Niken, Rabu, 7 Februari 2018 | 13:10 WIB
Penyebab sepele Moms susah hamil (iStock) ()

 5. Berhubungan seks di waktu perkiraan masa subur (ovulasi) saja.

Ovulasi adalah peristiwa yang sangat unik.

Biarpun siklus menstruasi Moms sangat normal dan sangat teratur, yaitu 28 hari, tetap ada kemungkinan masa subur (ovulasi) bisa lebih cepat sehari atau lebih lama sehari.

Tak pernah ada yang tahu kepastiannya kapan.

Jadi, jika Moms berhubungan seks hanya pada saat perkiraan ovulasi saja, ada kemungkinan sel telur sudah terlambat dibuahi.

Untuk meningkatkan peluang pembuahan (konsepsi), Moms dianjurkan untuk berhubungan seks di 4 sampai 6 hari sebelum waktu perkiraan masa subur (ovulasi),  dan 4 sampai 6 hari setelahnya.

Ingatlah, sperma yang sehat dapat bertahan hidup dalam rahim selama 3 hari, bahkan 1 minggu.

Semakin sering Moms  bercinta sebelum masa subur (ovulasi), semakin besar pula peluang pembuahan (konsepsi).

 6. Terlalu sering bercinta.

Bercinta setiap hari atau bahkan beberapa kali dalam sehari dapat menurunkan jumlah sperma.

Untuk memulihkan jumlah dan kualitas sperma, dibutuhkan waktu beberapa hari.

Untuk meningkatkan peluang hamil, Moms dianjurkan rutin bercinta setiap dua hari sekali dalam minggu-minggu pertama sebelum masa subur (ovulasi)  dan seminggu setelahnya (4 sampai 6 hari sebelum waktu perkiraan masa subur [ovulasi],  dan 4 sampai 6 hari setelahnya).

 7. Menunda kehamilan terlalu lama.

Ada banyak faktor yang membuat beberapa pasangan menunda diri untuk hamil.

Beberapa orang merasa ingin memantapkan karier dulu, punya rumah, punya tabungan pendidikan yang banyak dulu, dan lain-lain.

Selama Anda berada dalam hubungan yang sehat dan kondisi tubuh yang masih bugar, sebaiknya Anda tidak menunda hamil lebih lama lagi.

Sebabnya, perempuan pada rentang usia 20-an akhir sampai 40 mengalami penurunan peluang hamil sebesar 50 persen.

Bila Anda mengandung di atas umur 35 tahun, risiko bahwa kehamilan itu disertai kelainan genetik, contohnya down syndrome, menjadi semakin besar.